REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan keuangan berbasis teknologi atau financial technology (fintech) kini terus bermunculan. Hal itu membuat masyarakat semakin mudah mendapatkan akses keuangan atau inklusi.
Fintech AwanTunai pun resmi hadir menawarkan solusi pinjaman digital bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan begitu, menambah daftar perusahaan fintech dengan model bisnis lending.
Founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) AwanTunai Dino Setiawan menjelaskan, AwanTunai hadir untuk membantu mendukung kemandirian finansial bagi masyarakat yang tidak bisa mengakses institusi keuangan formal. Juga, mereka yang mempunyai sejumlah keterbatasan untuk mengakses layanan keuangan formal.
"Kami menawarkan pinjaman yang mudah, cepat, dan aman. Kami hanya membutuhkan KTP saja karena kami memiliki credit engine sehingga calon debitur bisa mengetahui persetujuan limit kredit dalam waktu lima belas menit," jelasnya melalui keterangan resmi, Rabu, (29/11).
Ia berharap kehadiran AwanTunai bisa perbankan maupun nonbank untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pasalnya, berdasarkan data World Bank, sekitar 60 persen rakyat Indonesia usia dewasa tidak memiliki akses keuangan formal.
Sedangkan yang memiliki pinjaman formal hanya 12 persen dari total penduduk Indonesia. "Padahal mereka membutuhkan fasilitas keuangan untuk sekadar memenuhi kebutuhan hidup hingga meningkatkan taraf hidup. Akhirnya mereka pun meminjam pada Jasa keuangan informal dengan bunga kurang bersahabat," kata Dino.
Kebalikan dari inklusi keuangan, data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet pada 2016 menyebutkan, penetrasi internet di Indonesia tumbuh lebih dari 50 persen dalam waktu dua tahun. Sampai tahun lalu, sekitar 132,7 juta orang Indonesia sudah terhubung ke internet. Setengah dari jumlah tersebut mengakses internet lewat device atau ponsel pintar.
Fakta itu pun dinilai sebagai pasar besar bagi sektor fintech. Maka tidak heran, bila pelaku fintech terus bertambah.
Perlu diketahui, AwanTunai beroperasi sejak Mei 2017 dan sudah terverifikasi sekaligus diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). AwanTunai juga telah mendapatkan komitmen pendanaan dari Kredit Plus atau PT Finansia Multi Finance sebesar 30 juta dolar AS yang akan digunakan untuk membiayai pinjaman serta mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
"Saat ini, AwanTunai juga telah bekerjasama dengan Blue Bird Group. Kerjasama berupa menyediakan program cicilan smartphone demi meningkatkan produktivitas dan pendapatan para pengemudi," tuturnya. Ia menyebutkan, sebanyak 5000 pengemudi armada Blue Bird dalam dua bulan sudah mengajukan program itu dengan approval rate mencapai 45 persen.
Agar lebih dekat dengan target Market, kata dia, AwanTunai juga menggandeng beberapa toko offline yang menjual smartphone. Tujuannya untuk menjadi point of sales financing yang aman dan cepat. "Ke depan kami akan bekerjasama dengan berbagai mitra dalam memberikan layanan kepada seluruh masyarakat mulai dari pedagang kecil sampai perusahaan besar," tegas Dino.
Lebih lanjut, dirinya menkelaskan, berdasarkan studi World Bank, melalui peningkatan inklusi keuangan sebesar satu persen, bisa memfasilitasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar lima persen pada 2020. "Maka, kehadiran AwanTunai diharapkan dapat membantu pemerintah mencapai target inklusi keuangan 75 persen pada 2019," tambah Dino.