Kamis 30 Nov 2017 17:36 WIB

PBNU: Silahkan Saja Acara Reuni 212 Digelar

Red: Bayu Hermawan
Ketua PBNU Bidang Hukum Robikin Emhas (kanan)
Foto: Republika/ Wihdan
Ketua PBNU Bidang Hukum Robikin Emhas (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tidak mempermasalahkan digelarnya reuni akbar aksi 212 di Monas, Jakarta. Asalkan kegiatan itu bertujuan untuk mengukuhkan persaudaraan.

"Reuni, kongres atau apa pun namanya boleh saja dilakukan. Apalagi jika dimaksudkan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyyah (persaudaraan sesama Muslim) dan ukhuwah wathaniyyah (persaudaraan sesama warga negara)," kata Ketua PBNU Robikin Emhas di Jakarta, Kamis (30/11).

Namun, Robikin mengingatkan agar tidak ada upaya untuk mengarusutamakan agama dalam percaturan politik praktis, apalagi menjadikan agama sebagai tunggangan politik. "Politisasi agama akan mengoyak kohesivitas sosial yang pada gilirannya merusak persatuan dan kesatuan bangsa," ujarnya.

Menurut dia agama hendaknya dijadikan sebagai inspirasi dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan sebagai aspirasi politik. Kesepakatan para pendiri bangsa atas NKRI sebagai negara bangsa harus dijunjung tinggi.