REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanggul di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, kembali jebol setelah beberapa waktu lalu mengalami kejadian serupa. Warga pun mengeluhkan penanganan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang dirasa tidak memuaskan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengakui di daerah tersebut tanggul jebol sudah beberapa kali terjadi. Daerah tersebut, kata dia, masuk sebagai daerah kritis. Ia menilai perlu pendekatan yang holistik untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Ini sudah berkali-kali, saya rasa kami perlu pendekatan yang holistik. Itu sudah dipanggil kemarin oleh Pak Gubernur agar tidak berulang kesekian kali," kata Sandi di Balai Kota, Kamis (30/11).
Sandi mengatakan, software predictive yang dimiliki pemprov di Jakarta Smart City bisa memprediksi sampai akurasi 90 persen. Jatipadang, kata dia, selalu keluar sebagai daerah yang sangat urgent dan kritis.
"Jadi bagi Wali Kota Jakarta Selatan dan aparat instansi terkait memastikan agar siaga dan tanggap menggalang elemen masyarakat untuk memastikan bahwa siap menghadapi iklim yang sekarang siklusnya tidak bisa diprediksi, kami ingin masyarakat juga siap," kata Sandi.
Tanggul di RW 06 Jatipadang kembali jebol pada Kamis (30/11) dinihari sekitar pukul 04.00 WIB. Warga pun berharap ada penanganan serius dari Pemprov DKI.
Ketua RW 06 Jatipadang Arief Syarifuddin menyayangkan tanggul yang hanya ditutup dengan karung berisi pasir. Menurutnya, setelah air berhasil ditambal dengan tanggul darurat tersebut maka tidak ada tindak lanjut dari pemerintah, akhirnya tanggul kembali jebol ketika hujan deras.
"Itu kan cuma ditambal pakai karung pasir. Kalau ditambal lagi nanti jebol lagi. Harusnya ada normalisasi kali," kata Arief di lokasi, Kamis (30/11).
Setiap kali hujan deras, apalagi dalam waktu yang lama, warga sudah merasa gelisah tanggul kembali jebol. Menurut Arief, masalah tidak akan selesai dengan hanya menambal menggunakan karung pasir. "Kalau kayak begini nggak habis-habis," jelas dia.