REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat jumlah pengungsi akibat badai siklon tropis Cempaka yang melanda wilayah ini pada Selasa (28/11) mencapai 7.929 jiwa.
Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Jumat mengatakan, jumlah pengungsi tersebut yang terdata mulai 28 November dan tersebar di delapan kecamatan se-Bantul yang setiap kecamatan mayoritas lebih dari beberapa titik pengungsian.
"Namun mulai 29 November pengungsi mulai kembali ke rumah masing-masing, jadi untuk pengungsian hanya satu dua hari sudah selesai, selebihnya masyarakat kembali ke rumah masing-masing untuk siapkan segala sesuatunya," katanya.
Meski demikian, kata dia, diakui hingga saat ini masih ada warga terdampak bencana terutama yang rumahnya roboh karena tertimpa longsor atau rusak karena banjir masih berada di pengungsian atau tempat yang aman.
Dwi menjelaskan, persebaran titik pengungsi itu adalah di Kecamatan Jetis ada 10 titik dengan 932 jiwa, wilayah Piyungan 17 titik dengan 1.120 jiwa, wilayah Pleret lima titik pengungsi dengan 985 jiwa dan wilayah Pandak enam titik dengan 149 jiwa.
Kemudian wilayah Kecamatan Imogiri ada 16 titik dengan 2.419 jiwa, wilayah Kretek 11 titik dengan 2.229 jiwa, wilayah Pundong ada satu titik dengan 85 jiwa dan wilayah Kecamatan Dlingo satu titik dengan 10 jiwa. "Dan walaupun pengungsi sudah mulai kembali ke rumah masing-masing untuk melakukan pembersihan, namun masih membutuhkan logistik berupa makanan dan minuman, obat-obatan, penerangan untuk malam hari dan pakaian," katanya.
Ia menjelaskan, berkaitan dengan penanganan pascabencana, Pemkab Bantul telah mengaktifkan status Tanggap Darurat Bencana terhitung sejak 29 November hingga dua minggu ke depan, status itu agar upaya penanganan korban baik wilayah terdampak berjalan cepat.
"Kami juga sudah membentuk Pos Terpadu di kantor BPBD Bantul dan pos pantau di wilayah rawan banjir, tanah longsor dan angin kencang. Kita juga membantu pembersihan ke sekolah-sekolah yang terdampak," katanya.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun BPBD Bantul, hujan deras disertai angin kencang karena dampak badai itu mengakibatkan talud, jembatan, bangunan irigasi rusak dan ribuan rumah terendam lumpur akibat banjir, kemudian kandang, jalan rusak karena longsor, serta angin kencang sebabkan jaringan listrik rusak.