Sabtu 02 Dec 2017 07:04 WIB

'Reuni 212 Jangan Sampai Menyimpang'

Rep: Ahmad Islamy Jamil, Idealisa Masyrafina/ Red: Elba Damhuri
Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan sambutan  dalam acara Reuni 212 di Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12)
Foto: Binti Sholikah/Republika
Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan sambutan dalam acara Reuni 212 di Lapangan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ribuan umat Islam diprediksi memenuhi kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, dalam aksi Reuni Akbar Alumni Aksi 212, Sabtu (2/12). Para tokoh umat Islam mewanti-wanti agar acara tersebut digelar dengan santun dan tidak keluar dari tujuan utama reuni.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap, Reuni Akbar 212 tidak mengalami disorientasi atau menyimpang dari tujuan. Ketua PBNU Sulton Fatoni menilai baik adanya pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang menjadi salah satu agenda acara besok. Tapi, ia menekankan agar acara tersebut harus sesuai dengan konsep dakwah.

"Peringatan Mauludan atau mengenang Nabi Muhammad itu pada dasarnya ibadah. Namun, menjadi tidak bernilai ibadah jika kehadirannya mengalami disorientasi," ujar Sulton Fatoni.

Menurutnya, konsep dakwah Reuni Akbar 212 terlalu mahal harganya jika nilainya sengaja digeser untuk tujuan konsolidasi di luar kepentingan ibadah dan peningkatan ketakwaan. "Jika itu yang terjadi, Islam yang dirusak," tuturnya.

Ia berharap, acara ini bisa berjalan sesuai tujuan dakwah yang baik. Ia mengaku tidak melarang adanya kegiatan seperti ini. "Hak orang untuk ngumpul–ngumpul," katanya.

Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) menilai, Reuni Akbar 212 dapat menjadi momentum untuk mengokohkan persaudaraan umat Islam di Tanah Air. Karenanya, organisasi itu mengimbau kepada kaum Muslim yang ingin mengikuti aksi tersebut besok agar bisa melaksanakan kegiatan secara tertib dan damai.

Ketua Umum Ikadi KH Ahmad Satori Ismail mengatakan, sebagai bagian dari warga negara Indonesia, umat Islam memiliki hak untuk berkumpul dan menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Hak itu memang dijamin Undang-Undang Dasar 1945.

Kendati demikian, ia meminta para peserta Reuni Akbar 212 menyampaikan aspirasi mereka dengan sopan, santun, dan aman. “Jangan sampai membuat kegaduhan. Karena, itu akan merusak citra umat Islam," ujarnya, Jumat (1/12).

Dia berpendapat, Reuni Akbar 212 bisa dijadikan momentum untuk memperkuat ukhuwah dan tali silaturahim Muslim di Tanah Air. Karena itu, dia pun meminta kepada para peserta aksi agar selalu menjaga stabilitas sosial, ekonomi, dan spiritual selama berlangsungnya reuni akbar tersebut.

Reuni Akbar 212 digelar tepat setahun selepas aksi besar-besaran umat Islam pada 2 Desember 2016. Saat itu, warga dari Jakarta dan berbagai wilayah menyesaki Monas dan sekitarnya guna menuntut pemidanaan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang dinilai menistakan agama.

Ahok, sapaan Basuki, kemudian divonis bersalah dan dihukum dua tahun penjara terkait pidatonya di Kepulauan Seribu pada September 2016 yang berisi singgungan terhadap surah al-Maidah ayat 51. Ia juga dikandaskan pasangan calon gubernur Anies Baswedan-calon wakil gubernur Sandiaga Uno dalam Pilkada DKI 2017.

Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban Din Syamsuddin juga tidak mempermasalahkan aksi menyampaikan pendapat hari ini.

“Terus terang, itu bukan cara saya, tetapi saya mengikuti suasana kebatinan mereka pernah juga mereka meminta wejangan waktu saya ketua MUI. Saya bilang, silakan ekspresikan pandangan, pendapat, tapi tidak menggunakan kekerasan," ujarnya, Kamis (30/11).

Kendati demikian, ia menyampaikan, sebagai umat Islam, sebaiknya mewujudkan kemayoritasan kualitatif, bukan kuantitatif. "Maka dari itu, harus tampil dengan program-program aksi yang melahirkan lembaga-lembaga untuk kemajuan," kata Din. Din juga mengharapkan, alangkah baiknya jika aksi yang dilakukan mendorong penguatan infrastruktur Islam.

Koordinator Divisi Media Center Reuni akbar 212 Novel Bamukmin menyatakan, persiapan panitia telah matang terkait acara hari ini. Acara akan dimulai shalat Subuh berjamaah, kemudian diisi pembacaan doa dan orasi sejumlah tokoh. Persiapan dari sisi logistik, divisi transportasi, dan divisi kebersihan juga siap dikerahkan.

Sementara itu, sejumlah peserta tampak sudah mulai berdatangan di Lapangan Monas, kemarin. Panggung utama berukuran tujuh kali tiga meter yang akan digunakan para tokoh menyampaikan ceramahnya terlihat sudah mulai berdiri di sebelah barat laut dari Tugu Monas.

Selain itu, baliho bertuliskan Islam Cinta Damai, Islam Kerja Profesional, Islam Cinta Tanah Air, Islam Cinta Seni dan Kebudayaan juga terlihat sudah diposisikan di tempatnya masing-masing untuk menyapa para peserta yang hadir besok.

Puluhan peserta Reuni Akbar 212 juga mulai tiba di Masjid Istiqlal. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Jawa dan luar Jawa. "Ada, Kamis (30/11) malam mulai sampai," kata salah satu pengurus Masjid Istiqlal, Jakarta, Musi, kemarin. Ia mengatakan, peserta aksi juga kian berdatangan pada Jumat siang.

(Umi Nur Fadhilah/mg02/Novita Intan, Pengolah: Fitriyan Zamzami).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement