REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) menggelar kongres ke-3. Kongres dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Hall Utama JX Convention Exhibition, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/12). Kegiatan ini dihadiri oleh 10 ribu guru se-Indonesia.
Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag Imam Syafi'i mengatakan, sesuai dengan tema yang diangkat dalam kongres ini, guru agama Islam memiliki peran penting dalam merawat kemajukan bangsa.
"Dalam kegiatan ini, disampaikan pula rasa terima kasih guru Pendidikan Agama Islam karena telah memenuhi seluruh Tunjangan Profesi Guru (TPG). Setiap tahun Kemenag mengalokasikan Rp 5,3 triliun untuk tunjangan dan kesejahteraan guru agama di Indonesia," ujar Imam Syafi'i kepada Republika.co.id, Ahad (3/12).
Kongres lima tahunan ini dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanaan program lima tahun lalu dan menyusun program lima tahun ke depan. Salah satu program yang dibahas adalah pengembangan kualitas guru agama.
Terkait kualitas guru agama, ada dua hal yang perlu diperhatikan guru agama Islam di sekolah umum, pertama terkait metodologi pembelajaran. "Setiap guru harus memperbarui metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman,"jelas dia.
Kedua, terkait konten pelajaran. Kementrian Agama terus mengawal konten pelajaran yang diberikan guru agama Islam kepada siswa di sekolah.
Di dalam konten pelajaran ini penting sekali adanya wawasan kebangsaan dan pembahasan materi agama Islam rahmatan lil alamin. Selain itu mengenai kualifikasi guru, Kemenag menargetkan seluruh guru agama Islam memenuhi kualifikasi standar pendidikan Sarjana demikian juga dengan sertifikasi yang harus dilakukan oleh seluruhnya.
Berdasarkan data emis Pendis Kemenag saat ini jumlah guru Pendidikan Agama Islam sebanyak 186.906 guru. Sedangkan guru yang masih berpendidikan SMA sebanyak 10.759 guru.