REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri Simposium Nasional "Peran Ibu untuk Perdamaian" di Jakarta. Kegiatan yang digelar dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-89 ini digagas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Kegiatan ini dihadiri juga oleh ibu negara Afganistan Rula Ghani yang pembicara kunci. Rula Ghani selama ini dikenal sebagai sosok yang peduli terhadap kaum perempuan, khususnya dalam upaya menjaga perdamaian.
Selain Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP & PA) Yohana Yembise, tampak hadir juga Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Duta Besar Afganistan untuk Indonesia Roya Rahmani dan Anggota OASE Kabinet Kerja. Menlu dan Menteri PP & PA telah melakukan MoU dengan Pemerintah Afganistan.
Menteri PP & PA Yohana Yambise dalam sambutannya berharap, Menteri Agama dapat melakukan kerja sama dengan Afganistan terutama berkaitan dengan peran ulama perempuan dalam mendorong proses perdamaian. Dalam kesempatan yang sama, Yohana mengajak, agar kaum perempuan dapat berperan dalam pembentukan karakter dan menumbuhkan rasa cinta perdamaian di keluarga dan masyarakat.
"Pada kesempatan ini saya juga menyampaikan bahwa keluarga adalah lingkungan paling pertama untuk menanamkan nilai-nilai perdamaian. Karena itu, saya mengajak ibu-ibu rumah tangga, dalam rangka Hari Ibu untuk kita semua bangkit dan menjadi peace maker di dalam keluarga kita masing-masing," ujar Yohana.
Narasumber dalam kegiatan ini adalah Gusti Kanjeng Ratu Hemas yang memberikan paparan mengenai Penyelesaian konflik dalam pendekatan kultural, best practice gerakan masyarakat sipil di RT dan RW untuk mencegah penikahan usia anak lesson learn di Yogyakarta. Narasumber lainnya adalah Surya Kamaruzzaman (Presidium Balai Syura Ureung Inong Aceh dan Dosen Unsiyah Aceh) yang membawakan tema "IBU" Sekolah pertama untuk membangun dan merawat perdamaian.
Hadir juga sebagai narasumber, Yenny Wahid (Wahid Foundation) yang membawakan paparan dengan judul Pelibatan Komunitas Lintas Agama dan Kalangan Masyarakat untuk Merawat Kebhinekaan. Juga ada Siti Noorjannah Djohantini (Ketua PP Aisyah) yang membahas tentang Peran Organisasi Keagamaan Perempuan dalam Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak. Sementara Ninik Rahayu memaparkan Perlindungan dan Penanganan Perempuan dan Anak Korban KDRT.
Kegiatan ini diikuti 500 peserta yang mayoritas adalah perempuan dari berbagai organisasi masyarakat, organisasi perempuan dan Kepala Dinas di lingkungan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dari seluruh Indonesia, akademisi dan peneliti.