REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Hadi Tjahjanto menjadi satu-satunya kandidat yang ditunjuk Joko Widodo (Jokowi) akan menggantikan Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI. Nama Hadi pun sudah dimasukan ke DPR untuk segera dilakukan uji kelayakan dan kepatutan.
Kasau Hadi Tjahjanto yang ditemui usai ikut rapat bersama Presiden Jokowi di Istana Bogor tak banyak bicara ketika ditanya sejumlah wartawan terkait penunjukan ini. "Nanti saja ya, tak dongengi panjang," kata Hadi, Selasa (5/12).
Menurutnya, semua keputusan yang dilakukan Jokowi terkait penunjukannya semua sudah dijelaskan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno. Dia hanya meminta doa agar dimudahkan ketika menjabat sebagai Panglima TNI. "Mohon doanya," ujar Hadi.
Pengajuan nama Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto dinilai sebagai bagian dari respons untuk menjaga regenerasi di tubuh TNI. Pengajuan nama Hadi sebagai calon tunggal Panglima TNI juga dianggap mengembalikan rotasi kepemimpinan TNI.
"Pengajuan Hadi Tjahjanto ini juga sebagai bagian dari respons untuk menjaga regenerasi diorganisasi TNI. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan pensiun per 1 April 2018 mendatang, dan sebagaimana yang diatur dalam UU TNI, Presiden harus mengajukan," kata pengamat militer dari Universitas Padjadjaran Muradi kepada Republika.co.id, Senin (4/12).
Muradi menjelaskan, sebagai bagian dari regenerasi internal TNI, Hadi dianggap memiliki waktu yang cukup untuk melakukan konsolidasi internal. Selain itu, Hadi juga dianggap dapat melanjutkan proses regenerasi yang rentangnya sempat terlalu jauh saat Gatot memimpin TNI.