Rabu 06 Dec 2017 03:07 WIB

2021, Inalum tak Lagi Bergantung Impor Alumina Australia

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Alumunium produk Inalum
Alumunium produk Inalum

REPUBLIKA.CO.ID,BATUBARA -- General Manager SDM PT Indonesia Asahan Alumunium, Muhammad Rozak Hudioro, mengatakan 2021 mendatang Inalum mentargetkan tak lagi mengimpor alumina dari Australia. Kebijakan ini diambil seiring dengan proyek pembangunan pabrik smelting bauksit yang dicanangkan bersama PT Antam di Mempawah, Kalimantan Barat.

Rozak menjelaskan sejak Inalum berdiri selalu mengimpor bahan baku pembuatan alumunium dari Australia. Alumina yang menjadi bahan baku alumunium merupakan bahan turunan dari bauksit dan selama ini belum ada pabrik yang memproduksi alumina ini.

"Kalau proyek ini selesai di 2021 maka kita bisa setop impor dari Australia. Selama ini kita punya cadangan bauksit banyak sekali. Tapi pabrik pengolahannya baru akan kita buat bersama Antam," ujar Rozak di Pabrik Smelter Alumunium, Kuala Tanjung, Medan, Selasa (5/12).

Rozak menjelaskan nantinya pabrik besutan Antam dan Inalum tersebut akan berkapasitas 1 juta ton. Hal ini bisa untuk memenuhi kebutuhan Alumina Inalum sebesar 500 ribu ton. Nantinya, dengan adanya pabrik Alumina sendiri rencananya Inalum akan meningkatkan produksi olahan Alumunium menjadi 1 juta ton per tahun.

"Itung-itungan gampangnya itu kalau saya mau bikin alumina dibutuhkan 2 kali bauksit. Jadi kalau saya butuh satu ton alumina, saya butuh dua ton bauksit. Kalau saya mau menghasilkan satu batangan aluminium dibutuh dua ton alumina," ujar Rozak.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement