Jumat 08 Dec 2017 07:36 WIB

Pengelola Objek Wisata Badung Merasakan Sepi Wisatawan

Asap putih menyembur dari kawah Gunung Agung
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Asap putih menyembur dari kawah Gunung Agung

REPUBLIKA.CO.ID, MANGUNPURA -- Sejumlah pengelola objek wisata di Kabupaten Badung, Bali, mulai merasakan dampak menurunnya kunjungan wisatawan ke tempat itu akibat adanya aktivitas vulkanik Gunung Agung hingga saat ini. Mereka berharap pemerintah bisa melakukan upaya agar wisatawan tidak khawatir berkunjung ke Pulau Bali.

Pengelola Objek Wisata Taman Ayun, Kecamatan Mengwi, Badung, Made Suandi, di Mangupura, Jumat, mengakui kunjungan wisatawan mancanegara yang biasanya mencapai 1.000 orang lebih ke tempat itu, namun saat saat ini rata-rata hanya 200 orang.

"Mungkin karena aktivitas Gunung Agung, banyak wisatawan yang melakukan penundaan datang ke Bali," katanya, Kamis (8/12).

Ia mengharapkan, pemerintah melakukan upaya untuk memulihkan kepercayaan wisatawan agar tidak khawatir datang ke Pulau Bali khususnya Kabupaten Badung. "Untuk wisatawan yang paling sering datang ke objek wisata ini berasal dari Jerman, Belanda, Prancis dan Asia," ujarnya.

Pihaknya menuturkan, wisatawan asal Eropa lebih mendominasi datang sebelum terjadinya aktivitas Gunung Agung, mungkin karena keasrian yang dimiliki objek wisata ini dan kesan alaminya masih terjaga.

Hal senada diungkapkan, Pengelola Objek Wisata Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Badung, Made Sumoho mengakui sebelum terjadinya aktivitas Gunung Agung, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke objek wisata itu rata-rata 50 orang, namun saat ini hanya 10 orang per harinya.

"Saya berharap kondisi seperti ini tidak berkepanjangan dan menjelang akhir tahun ini saya berharap kunjungan wisatawan ke objek wisata Sangeh mulai membaik," katanya.

Untuk harga tiket masuk ke objek wisata itu, kata dia, untuk wisatawan mancanegara dibandrol dengan harga Rp15.000 per orang untuk dewasa dan anak-anak domestik Rp10.000 per orang.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement