Ahad 10 Dec 2017 15:20 WIB

Literasi Mengenai Asuransi Masih Rendah

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Asuransi
Foto: pixabay
Ilustrasi Asuransi

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemahaman masyarakat Indonesia atas asuransi masih rendah. Padahal, pemerintah menargetkan tingkat literasi keuangan di Indonesia bisa menyentuh 75 persen pada 2019 mendatang. Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 2017, indeks literasi asuransi di Indonesia baru mencapai 15,76 persen. Angka ini turun dari survei tahun 2013 lalu di angka 17,84 persen. Sementara tingkat utilitas mencapai 12,08 persen, tidak berubah jauh dari survei 2013 di angka 11,81 persen.

Terjemahan dari data angka tersebut, dari 100 orang Indonesia hanya 15 sampai 16 orang yang mengenal lembaga jasa keuangan asuransi. Sementara hanya ada 12 orang yang sudah menggunakan jasa asuransi. OJK pun tak tinggal diam untuk menggenjot tingkat pemahaman masyarakat terkait asuransi. Asuransi diharapkan mampu memberian kontribusi yang tinggi dalam kenaikan literasi keuangan di Indonesia.

 

Salah satu yang diyakini ampuh untuk menggerakkan rasa penasaran masyarakat terhadap asuransi adalah digelarnya Insurance Day atau Hari Asuransi 2017. Helatan ini menyajikan berbagai acara yang mendukung pemahaman asuransi di 10 kota di Indonesia.

 

Kota Padang di Sumatra Barat dipilih sebagai tuan rumah acara puncak Hari Asuransi 2017 yang diadakan akhir pekan ini. Hari Asuransi 2017 kali ini mengusung tema Indonesia Berasuransi yang menggambarkan target agar seluruh lapisan masyarakat Indonesia bisa terlindungi oleh asuransi.

 

Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK, Riswinandi, menyebutkan bahwa pihaknya mendukung program-program yang bisa meningkatkan pemahaman masyarakat tentang literasi keuangan. Menurutnya, Hari Asuransi 2017 ini sejalan dengan tugas OJK dalam memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan keuangan, di mana salah satu caranya adalah dengan memiliki polis asuransi.

 

"Peran industri perasuransian dalam pembangunan nasional perlu terus didorong agar mampu berpartisipasi aktif mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara stabil dan berkelanjutan," ujar Riswinandi di Padang, Sabtu (9/12) lalu.

 

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Hendrisman Rahim, menambahkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memasyarakatkan asuransi. Apalagi menurutnya, kebutuhan masyarakat terhadap perlindungan asuransi terus tumbuh.

 

"Tapi jumlah masyarakat yang belum memahami dan memiliki asuransi masih besar. Sosialisasi yang berkelanjutan ini adalah tugas bersama seluruh insan pelaku asuransi," ujar Hendrisman.

 

Ketua Panitia Hari Asuransi 2017, Wahyu Wibowo, berharap acara yang juga diinisiasi oleh OJK ini bisa benar-benar mendekatkan industri asuransi dengan masyarakat. Ketidaktahuan masyarakat tentang asuransi, menurutnya, bisa dijembatani dengan acara-acara bertema asuransi yang ringan.

 

"Dengan begitu nelayan bisa melaut tanpa rasa takut, petani bisa bertani tanpa rasa cemas, dan pengusaha bisa berdagang dengan hati tenang karena berasuransi," katanya.

 

Menurutnya, seluruh lapisan masyarakat termasuk nelayan, petani, dan pedagang kecil berhak memiliki asuransi. Menurutnya, jika ada risiko yang menimpa diri, keluarga atau harta benda mereka, sudah ada asuransi yang memberikan santunan atau ganti rugi.

 

Kota Padang sendiri dipilih untuk pelaksanaan perayaan Insurance Day 2017 karena dianggap memiliki pertumbuhan tingkat literasi dan edukasi asuransi cukup besar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement