REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Warga Desa Gempolsari, Kecamatan Patokbesi, Kabupaten Subang, Ahad (10/12) menggelar pemilihan kepala desa (pilkades). Ribuan warga yang memiliki hak suara berbondong-bondong mendatangi TPS yang berada di halaman kantor kepala desa.
Namun salah satu dari warga bernama Ma Suti (85 tahun) yang memiliki hak suara tak bisa datang ke lokasi lantaran faktor usia. Jangankan berjalan ke TPS yang jaraknya ratusan meter, untuk buang air kecil saja sang nenek harus dibantu orang lain.
Melihat kondisi Ma Suti seperti itu, Aiptu Ato Madsoleh, anggota Bhaninkamtibmas Polsek Pabuaran, tergerak hatinya untuk mengantarkan nenek yang tinggal bersama keluarganya di Desa Gempolsari. Ia ingin membantu si nenek menggunakan hak suaranya.
Sebenarnya Aiptu Ato saat itu bertugas dengan sepeda motor dinasnya. Namun untuk mengantarkan sang nenek bisa saja dilakukan. Namun sang nenek geleng kepala lantaran takut. "Saya gendong di punggung saja," kata Ato yang telah lebih dari 25 tahun menjadi anggota polisi.
Ato memang sudah tidak muda lagi, namun tenaganya masih mampu menggendong sang nenek sejauh lebih dari 200 meter. Lebih dari 30 menit Ato berjalan kaki sambil menggendong sang nenek hingga ke TPS.
Sesampainya di TPS nenek Suti pun menunggu giliran mencoblos. Usai menyalurkan hak suaranya sebagai warga negara, nenek ini pun kembali diantar ke rumahnya oleh Ato dengan cara digendong.
"Saya anggap menggendong ibu saya sendiri. Jadi nggak ada beban," ujar anggota polisi yang beberapa tahun lagi akan menyelesaikan tugasnya sebagai Bhayangkara negara.
Selain Desa Gempolsari, seluruh desa di Kabupaten Subang, pada Ahad menggelar pilkades serentak. Ratusan desa di salah satu kabupaten sentra padi di Jawa Barat ini menggelar pilkades untuk memilih kepala desa di daerahnya masing-masing.
"Kegaiatan pilkades di Subang berjalan aman dan tertib. Tidak ada gejolak," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Drs Yusri Yunus kepada Republika.co.id.