REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Sebanyak 223 rambu peringatan dan jalur evakuasi dipasang di sejumlah lokasi, terutama daerah rawan longsor, kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy.
"Ratusan rambu bantuan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) tersebut dipasang di lima kecamatan rawan longsor, yakni Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja, dan Dayeuhluhur," katanya di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (11/12).
Ia mengakui jika hingga akhir pekan lalu, rambu yang terpasang baru mencapai kisaran 50 persen atau sekitar 121 rambu. Menurut dia, hal itu disebabkan kondisi cuaca yang sering hujan serta lokasi yang jauh dan terjal.
Dalam hal ini, rambu rawan longsor tersebut dipasang di wilayah-wilayah pegunungan, tebing, dataran tinggi, jalan-jalan yang rawan longsor.
Selain rambu rawan longsor, BPBD Cilacap juga memasang rambu rawan tanah bergerak serta rambu jalur evakuasi. "Rambu jalur evakuasi juga dipasang untuk memudahkan masyarakat yang terdampak bencana menuju ke lokasi yang aman," kata Tri Komara.
Dia mengatakan pihaknya akan segera menyelesaikan pemasangan rambu-rambu tersebut karena hingga saat ini intensitas hujan masih tinggi sehingga berpotensi mengakibatkan terjadinya longsor.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan curah hujan di Kabupaten Cilacap pada bulan Desember diprakirakan masih cukup tinggi. "Curah hujan pada bulan Desember di wilayah timur Kabupaten Cilacap diprakirakan mencapai lebih dari 500 milimeter, sedangkan wilayah barat-utara berkisar 401-500 milimeter," katanya.
Oleh karena itu, dia mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan banjir dan longsor untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana tersebut.