Rabu 13 Dec 2017 13:10 WIB

Pemkot Solo Larang Penggunaan Buku IPS Muat Ibu Kota Israel

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nur Aini
Buku IPS yang memuat Yerusalem sebagai ibu kota Israel
Foto: Dokumentasi
Buku IPS yang memuat Yerusalem sebagai ibu kota Israel

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Solo segera mengambil sikap menyusul ditemukannya kekeliruan penulisan nama ibu kota negara pada buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) jilid 6A yang diterbitkan oleh penerbit Yudhistira. Dalam buku itu dituliskan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Solo, Etty Retnowati mengatakan Pemkot Solo langsung mengeluarkan surat yang ditujukan bagi seluruh sekolah dasar di kota Solo perihal penghentian pemakaian buku IPS terpadu terbitan Yudhistira tersebut.

"Padahal kita tahu Israel itu ibu kotanya kan Tel Aviv, kami ada masukan dari ormas Islam Solo tadi kami sudah audiensi dan wali kota memerintahkan. Kita sudah mengeluarkan surat melarang penggunaan buku tersebut di wilayah Pemkot Solo, " tutur Etty usai audiensi dengan Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) pada Selasa (13/12).

Pada halaman 56, tepatnya dalam table 3.1 tentang negara-negara di Benua Asia, dituliskan 18 negara di Benua Asia berikut dengan ibu kotanya. Pada kolom Asia Barat tepatnya di nomor 7, Ibu kota Israel ditulis Yerusalem. Sementara pada nomor 12, ibu kota Palestina tak tuliskan. Pada kolom ibu kota Palestina hanya ditulis dengan tanda strip. Buku tersebut diketahui ditulis oleh Budi Hartawan yang diterbitkan oleh penerbit Yudhistira pada 2006.

Kendati demikian, menurut Etty buku tersebut tak menjadi buku pokok atau buku wajib ajar pada siswa. Buku terbitan Yudhistira tersebut hanya merupakan buku pendamping yang banyak dijual di toko-toko buku. Etty mengatakan Dinas Pendidikan tak pernah merekomendasikan buku tersebut ke sekolah. Pemkot Solo pun telah meminta kepada penerbit untuk menarik peredaran semua buku.

"Buku itu pedoman dijual di toko-toko. Kami tidak pernah menawarkan, biasanya dari penerbit langsung dengan sekolah, sikap kita sudah jelas tarik tidak digunakan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement