Rabu 13 Dec 2017 16:55 WIB

Pengendalian Karhutla, KLHK Kembangkan Pelaporan Online

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Kebakaran Hutan
Foto: Antara
Ilustrasi Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengembangkan inovasi Sistem Pelaporan Online Berbasis Web. Sistem ini terintegrasi dengan portal sipongi.menlhk.go.id.

Dengan adanya sistem ini, diharapkan dapat memperkuat upaya pengendalian kabakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada areal konsesi. Melalui sistem ini, laporan pengendalian Karhutla dapat diterima tepat waktu, mudah dalam penyusunan, serta lebih efisien dan ekonomis.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) Raffles B. Panjaitan mengatakan, penerapan sistem ini selain mempermudah pemegang izin dalam melakukan pelaporan pengendalian Karhutla, pihaknya juga dapat dengan mudah mengukur dan menilai kinerja perusahaan dalam upaya pengendalian karhutla di wilayah kerjanya.

"Bagi perusahaan yang tidak memenuhi standar kinerja yang baik dalam pengendalian karhutla akan terpantau dan dilakukan evaluasi," kata Raffles melalui siaran resmi yang diterima, Rabu (13/12).

Sampai dengan saat ini, penerapan sistem tersebut pada perusahaan pemegang Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu baik pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) ataupun pada Hutan Tanaman (IUPHHK HT) baru 115 unit dari jumlah keseluruhan 442 unit. Oleh karena itu, ia melanjutkan, pada daerah rawan kehutanan di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi perlu dilakukan evaluasi dan pengembangan sistem pelaporan yang memudahkan semua pihak dalam melaksanakannya.

Sementara itu, pantauan hotspot pada Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Selasa (12/12) pukul 21.00 WIB, menunjukkan pantauan hotspot atau titik panas nihil pada satelit NOAA. Sedangkan berdasarkan satelit TERRA AQUA (NASA) terpantau satu hotspot di Provinsi Sumatra Barat.

Dengan demikian, selama 1 Januari 12 Desember 2017 berdasarkan satelit NOAA terdapat 2.565 titik, setelah tahun sebelumnya sebanyak 3.803 titik, sehingga terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.238 titik (32,55 persen). Sedangkan total 2.371 titik ditunjukkan Satelit Terra/Aqua (NASA) Conf. Level 80 persen, setelah tahun 2016 lalu menunjukkan 3.829 titik, sehingga saat ini menurun sebanyak 1.458 titik (38,08 persen).

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَمِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ مَنْ اِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُّؤَدِّهٖٓ اِلَيْكَۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ اِنْ تَأْمَنْهُ بِدِيْنَارٍ لَّا يُؤَدِّهٖٓ اِلَيْكَ اِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَاۤىِٕمًا ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْا لَيْسَ عَلَيْنَا فِى الْاُمِّيّٖنَ سَبِيْلٌۚ وَيَقُوْلُوْنَ عَلَى اللّٰهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Dan di antara Ahli Kitab ada yang jika engkau percayakan kepadanya harta yang banyak, niscaya dia mengembalikannya kepadamu. Tetapi ada (pula) di antara mereka yang jika engkau percayakan kepadanya satu dinar, dia tidak mengembalikannya kepadamu, kecuali jika engkau selalu menagihnya. Yang demikian itu disebabkan mereka berkata, “Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang buta huruf.” Mereka mengatakan hal yang dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui.

(QS. Ali 'Imran ayat 75)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement