REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Pertahanan Cina, Chang Wanquan, ingin meningkatkan kerja sama militer dengan Iran yang sudah lama terjalin. Ia mengatakannya saat bertemu Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Iran, Ghadir Nezamipour, Selasa (12/12).
Chang mengatakan bahwa kedua negara sedang meningkatkan hubungan bilateral. Keduanya saling memperkuat kepercayaan politik serta membangun kerja sama perdagangan dan energi.
"Saat ini Cina-Iran sedang mendapatkan kesempatan yang sangat bagus. Cina ingin bekerja sama dengan Iran dalam kerangka hubungan bilateral," katanya sebagaimana dikutip Global Times, Rabu.
Nezamipour berharap adanya komunikasi yang lebih intensif dan kerja sama lebih pragmatis di bidang militer antarpejabat tinggi kedua negara. Pertemuan kedua pejabat militer tersebut berlangsung di tengah memanasnya hubungan Cina dengan Taiwan. Ada ancaman diplomat Cina bahwa negaranya akan menyerang Taiwan yang dianggap sebagai provinsi pembangkang kalau saja kapal militer Amerika Serikat jadi berlabuh di Kaohsiung.
Pada September, Kongres AS meloloskan Undang-Undang Kewenangan Pertahanan Nasional untuk tahun anggaran 2018 yang memberi wewenang kunjungan timbal balik kapal angkatan laut antara Taiwan dan AS. Kementerian Luar Negeri Taiwan pada Sabtu (9/12) malam menganggap upaya pejabat Cina dalam memenangkan hati dan pikiran warga Taiwan dengan menggunakan ancaman dapat melukai perasaan orang-orang Taiwan.
"Metode ini menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang arti sebenarnya sistem demokrasi dan bagaimana masyarakat demokratis bekerja," kata kementerian tersebut.
Beijing mencurigai Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, yang memimpin Partai Progresif Demokratik yang berpihak pada kemerdekaan, ingin mengumumkan kemerdekaan formal pulau tersebut. Tsai menyatakan keinginannya mempertahankan perdamaian dengan Cina, namun akan mempertahankan keamanan Taiwan.