REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai menghadiri rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Istanbul, Turki, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan kembali menuju Tanah Air.
Kepulangan Presiden Jokowi diantar langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Turki Wardana beserta istri dan Atase Pertahanan Kolonel Laut (S) Yusliandi Ginting beserta istri.
Melalui Bandar Udara Internasional Atatrk, Istanbul, Turki, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang membawa Presiden Jokowi beserta rombongan lepas landas sekira pukul 17.30 Waktu Setempat (WS) atau pukul 21.30 WIB.
Dari siaran resmi Istana, sebelum tiba di Jakarta, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 transit terlebih dahulu di Bandar Udara Internasional Abu Dhabi, Persatuan Emirat Arab pada pukul 23.00 WS atau Kamis (14/12) pukul 02.00 WIB untuk melakukan pengisian bahan bakar.
Diperkirakan Presiden Jokowi dan Ibu Iriana beserta rombongan akan tiba di Tanah Air pada Kamis siang, 14 Desember 2017. Di KTT OKI, Presiden menyampaikan enam usulan Pemerintah Indonesia kepada negara anggota OKI terhadap masalah Palestina.
Pertama, OKI harus secara tegas menolak pengakuan unilateral tersebut. Two-state solution adalah satu-satunya solusi dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina, ucap Jokowi.
Kedua, Presiden mengajak semua negara yang memiliki Kedutaan Besar di Tel Aviv, Israel, untuk tidak mengikuti keputusan Amerika Serikat memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.
Ketiga, negara OKI dapat menjadi motor untuk menggerakkan dukungan negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina, untuk segera melakukannya, lanjut dia.
Keempat, bagi negara anggota OKI yang memiliki hubungan dengan Israel agar mengambil langkah-langkah diplomatik. Termasuk kemungkinan meninjau kembali hubungan dengan Israel sesuai dengan berbagai Resolusi OKI.
Kelima, anggota OKI harus ambil langkah bersama tingkatkan bantuan kemanusiaan, peningkatkan kapasitas dan kerja sama ekonomi kepada Palestina, ujar Presiden.
Keenam, Presiden berharap OKI harus mampu menjadi motor bagi gerakan di berbagai forum internasional dan multilateral untuk mendukung Palestina, termasuk di Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB. Ia pun mengajak seluruh negara OKI dapat bersatu dan mengenyampingkan segala perbedaan untuk membela Palestina.