REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan komunitas Muslim di seluruh dunia atas dukungan adil mereka kepada Azerbaijan atas resolusi konflik Armenia-Azerbaijan Nagorno-Karabakh. Hal itu disampaikannya dalam pertemuan luar biasa OKI terkait masalah Yerusalem di Istanbul, Turki, pada Rabu (13/12) lalu.
Dalam pertemuan itu, Aliyev menyoroti agresi yang dilakukan Armenia, yang kini menduduki sebagian wilayah Azerbaijan. Ia mengatakan, selama lebih dari 20 tahun lamanya, Armenia telah menempati wilayah pendudukan yang merupakan 20 persen dari wilayah Azerbaijan. Termasuk, Nagorno-Karabakh dan tujuh distrik di sekitarnya.
"Nagorno-Karabakh adalah tanah kuno dan bersejarah Azerbaijan. Akibat agresi Armenia, lebih dari satu juta orang Azerbaijan menjadi pengungsi dan penduduk internal yang terlantar. Wilayah yang diduduki seluruhnya terkena pembersihan etnis dan dijarah," kata Aliyev, dilansir dari kantor berita Azerbaijan APA, Kamis (14/12).
Tidak hanya itu, Aliyev mencatat bahwa Armenia telah menghancurkan seluruh monumen budaya, termasuk masjid dan monumen Islam. Karena itulah, ia mempertanyakan keinginan Armenia untuk menjalin persahabatan dengan berbagai negara Muslim. Padahal, Armenia telah jelas-jelas menghancurkan tempat-tempat bersejarah Islam di Azerbaijan.
"Ini adalah kemunafikan terbesar. Muslim dunia harus tahu bahwa Armenia, yang menghancurkan masjid suci, tidak bisa menjadi teman negara Muslim," lanjutnya.
Aliyev mengenang keputusan Dewan Keamanan (DK) PBB pada 1993. Saat itu, DK PBB mengadopsi empat resolusi yang menuntut penarikan langsung, lengkap, dan tanpa syarat angkatan bersenjata Armenia dari wilayah Azerbaijan. Namun, Armenia menolak untuk melaksanakan perintah PBB tersebut. Begitu pula OKI dan organisasi internasional lainnya juga mengadopsi keputusan dan resolusi yang sama.
"Azerbaijan tidak akan pernah berdamai dengan pendudukan Armenia, konflik harus diselesaikan hanya di antara perbatasan yang diakui secara internasional dan integritas teritorial Azerbaijan," tambahnya.
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement