REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Duta Besar Korea Utara (Korut) untuk PBB Ja Song Nam menyinggung permintaan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson untuk berdialog tanpa prasyarat apapun. Menurutnya, permintaan tersebut menunjukkan keputusasaan pemerintah AS.
"Sebuah tindakan putus asa yang diplot oleh AS yang ditakuti oleh kekuatan luar biasa republik kita telah berhasil mencapai tujuan bersejarah yang hebat, menyelesaikan kekuatan nuklir negara," ujar Ja Song Nam pada Jumat (15/12) seperti dilansir Reuters.
Pernyataannya mengindikasikan bahwa Korut tidak akan menerima tawaran perundingan oleh Tillerson. Kendati demikian, Ja Song Nam menegaskan negaranya tidak akan menimbulkan ancaman terhadap nagara manapun selama kepentingannya tidak dilanggar.
Pada Selasa (12/12), Tillerson mengatakan dia siap membuka dialog dengan Pyongyang, tanpa prasyarat. "Kami telah mengatakan dari sisi diplomatik, kami siap berbicara kapan saja dengan Korut dan kami siap melakukan pertemuan pertama tanpa prasyarat," ujar Tillerson di Washington.
Kendati demikian, sikap Tillerson tampaknya tak sejalan dengan Gedung Putih. Seorang pejabat Gedung Putih menegaskan untuk memulai sebuah dialog, Korut harus terlebih dulu meninggalkan program rudal dan nuklrinya.