Senin 18 Dec 2017 16:00 WIB

Mantan Dubes AS Sarankan Trump Serang Korut

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang pria Korea Selatan menonton sebuah televisi yang menampilkan siaran berita yang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak menengah Korea Utara di sebuah stasiun di Seoul.
Foto: EPA/ Jeon Heon-Kyun
Seorang pria Korea Selatan menonton sebuah televisi yang menampilkan siaran berita yang melaporkan peluncuran rudal balistik jarak menengah Korea Utara di sebuah stasiun di Seoul.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara diketahui semakin meningkat belakangan ini. Menurut mantan duta besar AS untuk PBB, John Bolton, sudah waktunya bagi AS untuk menyerang Korea Utara lantaran tidak ada pilihan lain.

Menurut dia, serangan semacam itu perlu untuk memusnahkan ancaman persenjataan nuklir yang dimiliki rezim Kim Jong-un. Demikian dilansir Express.co.uk, Senin (18/12).

"Saya harus mengatakan ini. Kewajiban utama Presiden AS adalah melindungi rakyat Amerika. Anda harus menjatuhkan pilihan ketika di saat risiko-risiko kian membesar. Ini demi mencegah Korea Utara yang semakin meningkatkan kemampuannya mengagitasi atau menyerang Amerika Serikat," ujar John Bolton dalam acara pertemuan Partai Republik di Asheville, North Carolina, seperti dikutip Express.co.uk, Senin (18/12).

Dia mengakui adanya risiko yang amat besar bagi salah satu sekutu AS di Semenanjung Korea, Korea Selatan. Dengan menyerang Korea Utara, wilayah Korea Selatan akan mungkin saja terkena imbasnya.

Dia juga menegaskan tidak ingin melihat terjadinya semacam perang dunia ketiga. Dalam masa jabatannya sebagai dubes AS untuk PBB, Bolton memahami ancaman persenjataan nuklir bagi tatanan global, khususnya di kala Perang Dingin berkecamuk antara AS dan Uni Soviet.

Bagaimanapun, Bolton menilai, Donald Trump mesti segera bertindak mengakhiri ambisi militer Pyongyang. Bolton menukas, presiden-presiden AS sebelumnya gagal bernegosiasi dengan rezim Kim Jong-un.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement