Selasa 19 Dec 2017 02:59 WIB

Soal Gunung Agung, Luhut Pastikan Wisatawan tak Khawatir

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Gita Amanda
Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan berbincang dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sebelum mengikuti video conference (vicon) dan rapat di gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin(18/12).
Foto: Republika/Prayogi
Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan berbincang dengan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian sebelum mengikuti video conference (vicon) dan rapat di gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Senin(18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Erupsi Gunung Agung di Bali sempat mengkhawatirkan berbagai kalangan seperti halnya para wisatawan. Menteri Koordinator Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, untuk saat ini, wisatawan tidak perlu khawatir dengan status Gunung Agung

Luhut mengakui, sempat membuat assessment yang keliru terkait status Gunung Agung yang menyebutkan akan mempengaruhi seluruh Bali. Hal ini pun berimbas pada perekonomian warga Bali yang sempat turun. Namun saat ini Luhut menegaskan jika berwisata ke Bali sudah relatif aman.

"Yang bisa membuat gangguan itu hanya 10 kilometer (km) radius Gunung Agung, jadi saya ulangi tidak ada dampaknya ke seluruh Bali," kata Luhut di Markas Besar Polri, Jakarta, Senin (18/12) lalu.

Luhut mengatakan, Bali merupakan salah satu destinasi turis nomor satu di dunia yang memberikan keuntungan ekonomi besar bagi Indonesia. Namun, akibat beberapa aktivitas vulkanik di Gunung Agung, perekonomian warga Bali pun menurun. Mengingat saat ini situasi sudah cukup kondusif, ia pun berharap laju perekonomian di Bali dapat kembali.

"Begitu kita umumkan tidak ada masalah, itu langsung orang yang booking pesawat hotel meningkat drastis. Saya kira langkah bagus," kata Luhut.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْۢبِتُ الْاَرْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّاۤىِٕهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۗ قَالَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِالَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِنَّ لَكُمْ مَّا سَاَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ ࣖ
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

(QS. Al-Baqarah ayat 61)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement