REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gunung Agung kembali erupsi pada Ahad (24/12) pukul 10.05 WITA. Erupsi disertai dengan asap kelabu tebal dengan tinggi kolom abu vulkanik sekitar 2.500 meter di atas puncak kawah mengarah ke Timur Laut.
Sebelumnya,pada Sabtu (23/12) pukul 11.57 WITA, Gunung Agung juga mengalami erupsi dengan asap kelabu tebal setinggi sekitar 2.500 meter condong ke timur laut. Hujan abu disertai pasir tipis terjadi di sekitar lereng Gunung Agung, seperti di Tulamben, Kubu
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPBSutopo Purwo Nugroho mengatakan, tidak ada dampak merusak dari kedua erupsi tersebut. Akivitas masyarakat di Bali normal.
Bahkan, kata Sutopo, kode VONA (Vulcano Observatory Notice for Aviation) untuk Gunung Agung adala Orange. Sehingga, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar dan Bandara Internasional Lombok beroperasi normal dan aman.
"Selama musim penghujan hingga April 2018, arah angina di Bali akan dominan ke arah Timur Tenggara sehingga Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Denpasar akan aman," kata Sutopo, Ahad (24/12).
Sehingga, sambung Sutopo,Bali aman dan normal untuk dijadikan tempat berlibur. Saat ini jumlah wisatawan baik, domestik dan mancanegara terus meningkat.
"Jangan takut untuk berkunjung ke Bali.Selamat menikmati libur panjang bersama keluarga. Tetap waspada. Jangan lengah dan jangan gegabah bermain di daerah-daerah yang berbahaya. Kenali bahayanya dan kurangi risikonya," tuturnya.
Sutopo menambahkan, masyarakat dihimbau untuk tetap tenang. Jangan terpancing pada informasi yang meresahkan.
"Namanya gunung api, apalagi gunung api berstatus Awas, pasti masih sering mengalami erupsi. Erupsi tidak membahayakan selama berada di luar radius yang telah ditetapkan PVMBG," ujarnya.