Selasa 26 Dec 2017 14:43 WIB

Kemenristekdikti Minta Peneliti Optimalkan Dana Riset

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
218 Profesor Riset Indonesia berfoto bersama usai acara seminar Kebijakan Pendanaan Riset Nasional yang Implementatif untuk Mewujudkan Daya Saing Bangsa sesuai Nawacita Dann Pembentukan Forum Profesor Riset Nasional, di The Margo Hotel, Depok pada Rabu (8/11).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
218 Profesor Riset Indonesia berfoto bersama usai acara seminar Kebijakan Pendanaan Riset Nasional yang Implementatif untuk Mewujudkan Daya Saing Bangsa sesuai Nawacita Dann Pembentukan Forum Profesor Riset Nasional, di The Margo Hotel, Depok pada Rabu (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) meminta agar minimnya dana riset tidak terus dijadikan alasan, riset tidak berjalan optimal. Peneliti diharapkan bisa melakukan riset secara baik, dengan dana yang tersedia.

Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Ali Ghufron Mufti mengakui, dana riset yang digelontorkan pemerintah saat ini belum memenuhi kebutuhan riset yang ada. Namun, menurut dia, keterbatasan itu seharusnya bisa menjadi pemecut semangat para peneliti.

 

"Pemerintah terus berusaha meningkatkan dana penelitian dengan berbagai cara. Juga mengajak swasta termasuk industri," kata Ghufron kepada Republika.co.id, Selasa (26/12).

 

Dia juga mengakui, hingga saat ini riset belum sepenuhnya menjawab kebutuhan industri. Namun, pemerintah dalam hal ini Kemenristekdikti terus berupaya mendorong riset diarahkan pada industri, bisnis dan teknologi.

 

Ghufron menjelaskan, saat ini banyak perguruan tinggi yang risetnya yang sudah diarahkan dan disinergikan dengan industri. Seperti hasil inovasi motor listrik gesits di Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang sudah disinergikan dengan industri.

 

"UGM juga (Universitas Gajah Mada) sudah Bone disinergikan ke industri. Jadi secara bertahap, kita terus berupaya ke sana (sinergi dengan industri)," tegas Ghufron.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement