REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Difteri terbukti tidak hanya mengancam keselamatan jiwa pasien anak-anak. Satu pasien Kampung Ciwalen, Kecamatan Garut Kota berinisial OM (63 tahun) meninggal dunia baru-baru ini. "Pasien OM meninggal dunia walau sudah mendapatkan perawatan rumah sakit hingga 11 hari. Dinyatakan meninggal 19 Desember 2017 kemarin," kata juru bicara RSU dr Slamet Garut Muhammad Lingga Saputra pada wartawan, Kamis, (28/12).
Total ada empat orang yang meninggal dunia akibat difteri di Garut tahun ini. Sebagai pasien dewasa, OM kata Lingga, sebenarnya sudah memperoleh perawatan intensif. Namun nyawa pasien akhirnya tidak tertolong.
Seusai dinyatakan meninggal, jenazah OM tidak langsung diserahkan pada keluarga. Pihak rumah sakit, kata dia, melakukan upaya preventif supaya virus tidak menyebar dari jenazah OM. Kemudian, barulah jenazah diserahkan pada pihak keluarga untuk dikuburkan.
"Jenazahnya kami mandikan dulu di sini untuk mencegah penyebaran virus. Jenazah diambil pihak keluarga hari itu juga, soal pemakamannya di
mana kami kurang tahu," ujarnya,
Dua pekan lalu tiga pasien terduga difteri dirawat sampai akhirnya dinyatakan positif difteri. Ketiga pasien berusia remaja dan dewasa teridentifikasi sebagai SR (15), warga Kampung Palatar Kecamatan Pakenjeng; Jl (18), warga Kadungora dan CH (68), warga Cimangaten Tarogong Kaler.
Tak berhenti sampai disitu, ada dua pasien difteri lagi yang dirawat sejak 19 Desember lalu. Keduanya ialah OM dan NF, warga Kampung Malati Kecamatan Pasir Wangi. Kelimanya sempat dirawat di ruang isolasi RSU Slamet. Selain OM, Empat pasien sisanya kini sudah diperbolehkan pulang. "Mereka mengalami perkembangan yang baik saat dirawat di RSUD dr Slamet," Lingga.
Di Provinsi DKI Jakarta, beberapa kasus difteri juga menyerang dewasa. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku warga yang terjangkit difteri di Ibu Kota jumlahnya meningkat.
Dia mengatakan, beberapa kasus difteri tak hanya menyerang anak-anak yang umumnya lebih rentan, tapi juga orang dewasa dan terjadi di tempat baru. "Jumlahnya meningkat, muncul juga di tempat-tempat yang sebelumnya tidak terjadi bahkan di usia-usia yang relatif di luar usia anak-anak atau sudah dewasa," kata dia di Balai Kota, Rabu (27/12).