REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan, kebijakan-kebijakan pemerintah sukses mengendalikan komponen harga bergejolak pada 2017. Meski begitu, komoditas seperti tarif listrik banyak mempengaruhi inflasi sepanjang tahun ini.
"Pengendalian harga bergejolak oleh pemerintah pada 2017 lumayan bagus," ujar Suhariyanto di Jakarta, Selasa (2/1).
Ia menjelaskan, inflasi tahun kalender 2016 yang sebesar 3,02 persen terjadi karena komponen harga bergejolak. Penyebab utamanya adalah kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi. Hal itu seperti cabai merah yang memberi andil inflasi sebesar 0,35 persen, rokok kretek filter sebesar 0,18 persen, dan bawang merah 0,17 persen.
Sementara, pola tersebut berubah dalam catatan inflasi 2017. Suhariyanto mengatakan, komponen harga bergejolak tidak berpengaruh besar.
Penyebab utama inflasi 2017 adalah kenaikan tarif listrik yang memberikan andil inflasi sebesar 0,81 persen. Ia mengaku,pemerintah menyadari perlu adakebijakan reformasi subsidi energiyang lebih tepat sasaran. Oleh karena itu, terjadi penyesuaian harga untuk pelanggan listrik dengan daya 900 VA.
"Itu terjadi pada Januari, Maret, dan Mei. dampaknya selesai pada Mei 2017. Itulah yg mewarnai pergerakan inflasi pada 2017," ujarnya.
Menurut Suhariyanto, kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga bergejolak cukup baik sehingga perlu dilanjutkan di masa yang akan datang.
"Ini pengalaman bagus dan perlu dipertahankan di tahun depan," ujar Suhariyanto.