REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Berdasarkan laporan yang dikeluarkan pada Selasa (2/1), korban tewas dalam aksi unjuk rasa anti-pemerintah di Iran bertambah sembilan orang. Sehingga total ada 20 korban tewas dalam demonstrasi yang sudah memasuki hari keenam ini.
Sejumlah demonstran mencoba menyerbu kantor polisi yang membuat bentrokan antara demonstran dan polisi tak terelakkan. Demonstrasi yang menuntut harga pangan itu dimulai di Masyhad, lalu diperluas ke beberapa kota. Ratusan orang telah ditangkap, termasuk 450 orang yang ditangkap di Teheran selama tiga hari, menurut laporan kantor berita semi-resmi ILNA, yang dikutip ITV News, Selasa (2/1).
Dalam perkembangan terakhir yang dilaporkan televisi pemerintah, dilaporkan enam demonstran tewas dalam serangan di kantor polisi di kota Qahdarijan saat mereka mencoba mencuri senjara dari fasilitas publik tersebut. Sedangkan di kota Khomeinshahr, seorang remaja laki-laki berusia 11 tahun dan seorang pria berusia 20 tahun juga terbunuh. Seorang anggota paramiliter Iran Garda Revolusi juga dilaporkan tewas di kota Najafabad.
Tidak jelas apakah ini adalah kematian yang sama dengan yang dilaporkan oleh kantor berita semi-resmi Iran Mehr pada Senin. Mehr melaporkan seorang pria bersenjata telah membunuh seorang polisi dan melukai tiga petugas lainnya saat melakukan aksi demonstrasi di lokasi yang sama.
Presiden Hassan Rouhani telah mengakui kemarahan masyarakat terhadap ekonomi negara yang tengah lesu, namun dia juga memperingatkan demonstran yang melakukan kerusuhan dan penjarahan akan ditangkap. Sedangkan kepala pengadilan Ayatollah Sadegh Larijani mendesak pihak berwenang menghadapi perusuh.
"Saya meminta semua jaksa di seluruh negeri terlibat dan pendekatannya harus kuat," katanya.
Iran Minta Trump Urus Negaranya Sendiri