REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Panen kembali dilakukan pada awal Januari ini. Kali ini, panen seluas 800 hektare di Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, disaksikan langsung Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Sebelumnya, Amran mengatakan, pada November hingga Januari merupakan paceklik. Namun, kondisi tersebut berbalik. Panen bisa dilakukan tiap hari di seluruh Indonesia.
Menurutnya, hal tersebut karena pihaknya berupaya mengubah paradigma pertanian. Meski mengubah paradigma lama diakui Amran sangat sulit. "Paradigma pertanian modern bukan lagi paradigma pertanian tradisional," ujarnya, Rabu (3/1).
Paradigma baru tersebut yakni dengan menerapkan teknologi dan pola tanam yang tepat. Sehingga, tiada hari tanpa panen dapat terwujud. Pemilihan varietas dengan produktivitas tinggi juga menjadi cara untuk meningkatkan produksi di tanah air.
"Ini tahun ketiga tidak ada impor," ujarnya. Untuk diketahui, 70 tahun lalu tepatnya pada 1984, Indonesia pernah swasembada beras. Hal itu berupaya dikembalikan pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.
Terkait stok beras, Amran mengatakan, saat ini, jumlahnya sebesar satu juta ton. Angka tersebut, tegas dia, tidak perlu dikhawatirkan mengingat panen yang terus terjadi.
Khusus Jawa Barat, pada Januari ini akan panen seluas 100,996 hektare dengan prognosa produksi 566.286 ton Gabah Kering Giling atau 355.288 ton setara beras. Pada Februari akan panen 1,2 juta ton GKG (781,613 ton beras) dari 222.723 hektare dan ada produksi 1,9 juta ton GKG setara 1,2 juta ton beras dari 337.696 hektare lahan yang panen pada Maret di Jawa Barat.
Konsumsi beras selama tiga bulan di Jawa Barat berdasarkan jumlah penduduk 47.379.389 jiwa adalah 341.605 ton beras. Jadi terjadi surplus beras bulan Januari 13.682 ton, Februari surplus 440.008 ton dan Maret surplus 846.352 ton. "Dan ini perubahan yang fundamental di Indonesia," tegas dia.