REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintahan AS di bawah Trump mengungkapkan keberatannya pada prospek perundingan tingkat tinggi yang terjadi antara Korea Utara dan korea Selatan. AS menganggap Korut harus berkomitmen menghentikan program nuklirnya.
"Amerika Serikat berkomitmen dan masih akan terus memberikan tekanan maksimal pada Korea Utara untuk mengubah dan memastikan bahwa pihaknya melakukan denuklirisasi di semenanjung tersebut. Tujuan kami sama dan kami berbagi dengan Korea Selatan, namun kebijakan kami dan proses tidak berubah," ujar Sarah Sanders, sekretaris pers Gedung Putih seperti dilansir Fox News, Selasa (2/1).
Beberapa analis menyebut aksi tersebut merupakan taktik sampingan Korut untuk membuat kesepakatan dengan Washington dan Seoul. Pyongyang dinilai ingin meloloskan diri dari sanksi keras yang diberlakukan dunia internasional.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley mengambil pendekatan yang lebih keras. Ia menegaskan, AS tidak akan melakukan pembicaraan dengan serius jika mereka tidak melakukan sesuatu untuk melarang semua senjata nuklir di Korea Utara.
"Kami menganggap ini sebagai rezim yang angat sembrono, kami tidak berpikir kami membutuhkan bantuan. Kita tidak berpikir kita perlu tersenyum dan mengambil foto. Kami pikir kami harus menghentikan senjata nuklir mereka dan mereka harus menghentikannya sekarang".
Sementara Trump awalnya menanggapi dengan hati-hati atas gagasan pertemuan tersebut. "Mungkin ini adalah kabar baik, mungkin juga tidak. Kita lihat nanti!," ujarnya.