REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Pemerintah Iran mengumumkan berakhirnya aksi demonstrasi di negara mereka. Hal itu diungkapkan Pimpinan Garda Revolusioner Iran Jendral Mohammad Ali Jafar. Dia mengatakan, telah menyingkirkan provoator aksi demonstrasi.
"Hari ini kita bisa mengumumkan akhir dari penghasutan tersebut. Sejumlah besar pembuat masalah, yang mendapat pelatihan dari kontra-revolusioner telah ditangkap dan segera mendapat tindakan tegas," kata Mohammad Ali Jafar seperti dikutip Aljazirah, Kamis (4/1).
Media Pemerintah Iran sebelumnya mengungkapkan telah menangkap sedikitnya 530 orang sepanjang aksi demonstrasi berlangsung. Sebanyak 450 orang ditangkap di Ibu Kota Tehran dan 80 sisanya digelandang dari kota Arak.
Baca juga, Ada yang Berbeda dalam Demonstrasi Iran Kali Ini.
Berakhirnya situasi kritis di Iran juga didukung dengan aksi massa propemerintah yang turun ke jalan. Mereka berasal dari sekitar 10 kota termasuk Tehran.
Massa mengecam kekacauan yang terjadi di Iran selama sepekan terakhir. Mereka menyatakan dukungan terhadap pemerintahan saat ini dan meneriakan slogan yang menentang Amerika Serikat (AS) Israel dan Arab Saudi.
Seperti diketahui, demonstrasi antipemerintah pecah di berbagai kota di Iran. Aksi dimulai di satu kota pada Kamis pekan lalu dan terus menyebar ke beberapa kota besar di Iran. Demo dimulai karena ketidaksetujuan terhadap kenaikan harga. Massa pun mengecam peraturan klerus dan kebijakan pemerintah.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuding pihak eksternal yang menyebabkan terjadinya pergolakan di negaranya. Dia mengatakan, musuh Iran telah bersekutu dan menggunakan berbagai cara yang mereka miliki, termasuk uang, senjata, politik dan dinas intelijen, untuk menimbulkan keresahan.
Komentar otoritas puncak Iran itu terjadi beberapa jam sebelum Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa mereka akan mengupayakan perundingan darurat di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengenai demonstrasi di Republik Islam tersebut.