Kamis 04 Jan 2018 16:18 WIB

Enam Kilometer dari Kawah Gunung Agung Sudah Bisa Dihuni

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Asap bercampur abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung, terlihat dari Sidemen, Karangasem, Bali, Jumat (8/12).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Asap bercampur abu vulkanis keluar dari kawah Gunung Agung, terlihat dari Sidemen, Karangasem, Bali, Jumat (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menurunkan batas radius aman untuk beraktivitas menjadi 6 kilometer dari sebelumnya 8 hingga 10 kilometer. Artinya, masyarakat yang bermukim di wilayah radius 6 km dari kawah sudah bisa menghuni rumahnya kembali.

Menteri ESDM Ignasius Jonan, mengatakan, hari ini Badan Geologi menetapkan status Awas Gunung Agung dengan batas radius aman menjadi 6 km dari sebelumnya 8 km sampai 10 km dari kawah Gunung Agung.

"Jadi ini berkurang, dimana sebelumnya tidak boleh dihuni masyarakat. Sekarang boleh dihuni jarak 6 km dari kawah. Masyarakat akan kembali ke rumah sampai radius 6 km," kata Jonan dalam konferensi pers di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (4/1).

Jonan menjelaskan, status Gunung Agung masih ditetapkan Awas karena radius 6 km masih ada pemukiman di wilayah tersebut. Selama masih ada masyarakat terdampak, radiusnya harus diciutkan.

Selanjutnya, Kementerian ESDM akan membagi tugas dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). "Dengan alasan itu radiusnya kita ciutkan daerahnya. Ini kondisi Gunung Agung masih dinamis. Tergantung nanti hasil monitor dari instrumen yang dipasang di sana," ujar Jonan.

Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan, demi mengutamakan keselamatan masyarakat di sekitar Gunung Agung, masyarakat terdekat dengan bencana diminta menghindar dulu. "Karena Gunung Agung itu punya karakteristik sendiri. Sebagaimana kita lakukan evaluasi, yang ada di pos. Mereka melaporkan, bagaimana perkembangannya. Per data 3 Januari kita lakukan evaluasi, memang hasilnya seperti ini," jelas Rudy.

Rudy menjelaskan, berdasarkan hasil analisis data visual maupun instrumental yang mencakup seismik, deformasi dan geokimia, saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi, aktivitas vulkanik masih relatif tinggi dan fluktuatif. Material erupsi berupa lava yang mengisi kawah, embusan/letusan abu, dan lontaran batuan di sekitar kawah.

Volume lava di dalam kawah sekitar 20 juta meter kubik atau sekitar sepertiga dari volume kawah yang mencapai 60 juta meter kubik. Laju pertumbuhan kubah saat ini rendah sehingga untuk memenuhi volume kawah dalam waktu singkat kemungkinannya kecil.

Status kegempaan Gunung Agung hingga Rabu (3/1) pukul 18.00 WITA menunjukkan jumlah kegempaan dengan konten frekuensi tinggi maupun rendah. Hingga saat ini masih terus terekam mengindikasikan masih adanya tekanan dan aliran magma dari kedalaman hingga ke permukaan. Namun demikian, energi gempa saat ini belum menunjukkan tren naik yang signifikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement