REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) sepakat untuk menggelar perundingan tingkat tinggi pekan depan.
Selain membahas tentang potensi partisipasi Korut dalam Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, momen itu pun akan dimanfaatkan untuk membicarakan cara memperbaiki hubungan kedua negara.
"Korut memberitahu Seoul bahwa pihaknya telah menerima tawaran terbaru Korsel untuk perundingan pada Selasa (9/1) pekan depan," ungkap Kementerian Unifikasi Korsel dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Yonhap, Jumat (5/1).
Kesepakatan perundingan ini tercapai setelah Korsel dan Amerika Serikat (AS), pada Kamis (4/1), sepakat untuk menunda latihan militer gabungan selama Olimpiade Musim Dingin berlangsung. Korut diketahui telah lama mengecam latihan militer gabungan Korsel dan AS karena dianggap memprovokasi peperangan.
Perundingan pekan depan akan menjadi dialog antar Korea pertama sejak Desember 2015. Korsel berharap dialog ini akan membantu membuka jalan bagi penyelesaian masalah nuklir Korut serta memulai perundingan yang lebih luas dengan menyertakan AS di dalamnya.
Baca juga, AS Tolak Perundingan dengan Korut.
Awal pekan ini, pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un menyatakan negaranya siap dan terbuka untuk melakukan dialog dengan Korsel. "Ketika menyangkut hubungan Korut dan Korsel, kita harus menurunkan ketegangan militer di Semenanjung Korea guna menciptakan lingkungan yang damai. Baik Korut maupun Korsel harus melakukan upaya," ujar Kim Jong-un.
Ia pun mengatakan akan mempertimbangkan untuk mengirim delegasi atlet ke Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang, Korsel, pada Februari mendatang.
"Keikutsertaan Korut dalam Olimpiade Musim Dingin akan menjadi kesempatan bagus untuk menunjukkan kebanggaan nasional dan kami berharap Olimpiade akan berlangsung sukses,"ucapnya.