REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Letjen TNI Edy Rahmayadi menanggapi beredarnya video dirinya tengah membagi-bagikan uang kepada masyarakat di salah satu gereja di Sumatra Utara (Sumut). Edy mengklarifikasi kalau kejadian tersebut boleh dibilang hanya tradisi membantu fakir miskin dan bukan pada agenda atau kampenye pilkada.
"Begini, kegiatan di gereja Sumut bisa dibilang adat, setiap ada kegiatan anak menyanyi pasti ada saweran, itu budaya," kata Edy di DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (5/1).
Edy mengakui baru melihat videonya yang viral belakangan tersebut. Kejadian itu seingat dirinya yaitu saat perayaan Natal di sebuah gereja dengan kondisi orang-orang fakir. "Kita membantu anak-anak kecil dan itu kan belum ada pilkada," lanjutnya.
Pria yang mengundurkan diri jabatan Pangkostrad itu menjamin tidak melakukan politik uang di pertarungan pilkada. Edy berjanji tidak akan melakukan perbuatan curang.
Adapun, terkait surat pengunduran dirinya di dinas kemiliteran tengah diproses. Pria kelahiran Sabang, Aceh itu juga sudah diberi pesan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Kalau enggak mundur, saya gak mungkin maju, sebelum tanggal 8, UU-nya bunyinya begitu (harus mundur). Pesan panglima TNI berjuang, berbuat dan jangan bikin malu TNI," katanya menambahkan.
Sebelumnya, beredar viral video Edy sedang membagi-bagikan uang di sebuah gereja. Peristiwa tersebut dikaitkan dengan pencalonannya sebagai calon gubernur di Pilkada Sumut. Edy didukung koalisi Gerindra-Golkar-PKS-PAN.