REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap perundingan tingkat tinggi antara Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) dapat berakhir sukses. Ia menginginkan kedua negara tidak hanya terlibat dalam pembahasan tentang Olimpiade Musim Dingin Pyeong Chang, tapi juga terkait ketegangan di Semenanjung Korea.
"Saya harap (perundingan) ini berhasil. Saya sangat ingin melihat hal ini berhasil di kedua negara. Saya ingin melihat mereka terlibat dalam Olimpiade dan mungkin semuanya akan berjalan dari sana," kata Trump akhir pekan lalu, dikutip laman Anadolu Agency.
Ia mengaku mendukung perundingan tersebut 100 persen. "Dan AS akanterlibat pada waktu yang tepat," ujarnya.
Pada 17 Juli 2016, Pemerintah Korsel mengusulkan menyelenggarakan sebuah perundingan militer dengan Korut guna mengurangi ketegangan di zona perbatasan kedua negara. Namun usulan tersebut tak segera direspons oleh Pyongyang.
Kemudian pekan lalu, Kementerian Unifikasi Korsel mengumumkan Korut bersedia berpartisipasi dalam perundingan. "Korut memberitahu Seoul telah menerima tawaran terbaru Korsel untuk perundingan pada Selasa (9/1) pekan depan," ungkap Kementerian Unifikasi Korsel dalam sebuah pernyataan pekan lalu.
Kesepakatan perundingan ini tercapai setelah Korsel dan AS, pada Kamis (4/1), sepakat menunda latihan militer gabungan selama Olimpiade Musim Dingin berlangsung. Korut diketahui telah lama mengecam latihan militer gabungan Korsel dan AS karena dianggap memprovokasi peperangan.
Perundingan pada Selasa esok akan menjadi dialog antar-Korea pertama sejak Desember 2015. Korsel berharap dialog ini akan membantu membuka jalan bagi penyelesaian masalah nuklir Korut serta memulai perundingan yang lebih luas dengan menyertakan AS di dalamnya.