Selasa 09 Jan 2018 12:45 WIB

Alasan Abu Hurairah Banyak Menceritakan Hadis Rasulullah

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Rasulullah
Foto: wikipedia
Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Hurairah menjelaskan alasan untuk menceritakan banyak hadis tentang Rasulullah (SAW). Pertama, dia punya waktu untuk menemani Nabi lebih dari orang lain.

Kedua, dia memiliki kenangan kuat yang diberkati sehingga menjadi lebih kuat. Ketiga, dia tidak mencerit kannya karena dia suka menceritakan, tetapi karena menyebarkan hadis tersebut merupakan tanggung jawab agamanya dan kehidupannya. Jika tidak, dia lalai melaksanakan tugas, sehingga akan mendapat hukuman.

Karena alasan inilah dia terus menceritakan dan tidak ada yang bisa menghentikan atau menghalangi dia. Bahkan, ketika sayyidina Umar mengatakan kepadanya, "Berhentilah menceritakan tentang Rasulullah, atau saya akan mengirim Anda ke tanah Daus, tanah sukunya.

Larangan ini bukan sebuah fitnah kepada Abu Hurairah, melainkan dukungan umat Islam selama periode ini harus membaca dan menghafal apa saja sehingga bisa menetap di dalam hati dan pikiran mereka. Alquran adalah kitab dan undang-undang. Ini adalah rujukan utama umat Islam.

Hadis Rasulullah (SAW) ada banyak sekali, terutama pada tahun-tahun awal meninggalnya saat Alquran sedang disusun. Ketika itu umat Islam banyak mengalami kebingungan.

Abu Hurairah menghargai sudut pandang Umar, tetapi dia juga yakin akan kapasitas dirinya. Dia tidak ingin menyembunyikan apa pun dari hadis atau pengetahuan yang menurutnya akan menjadi dosa untuk disem bunyikan.

Oleh karena itu, kapan pun menemukan kesempatan untuk menceritakan hal yang pernah dia dengar atau pahami tentang Rasulullah, dia ti dak akan menundanya. Alasan penting lain adalah ada perawi lain pada masa itu yang biasa menceritakan dan membesar-besarkan tentang Rasulullah, tetapi para sahabat tidak yakin akan kebenarannya. Perawi ini adalah Ka'b al-Ahbaar, seorang Yahudi yang telah memeluk Islam.

Abu Hurairah adalah hamba Allah yang selalu mendirikan shalat berjamaah bersama istri dan anak perempuannya. Dia berdoa kepada Allah pada sepertiga malam. Tidak satu jam pun malam berlalu di rumah Abu Hurairah tanpa doa.

Agar bebas menemani Rasulullah SAW, dia mampu menahan lapar yang sangat luar biasa, sampai-sampai dia bisa meletakkan batu di perutnya, menekan hati dengan tangannya, dan jatuh saat di masjid sambil memutar batu itu sehingga beberapa temannya mengira dia penderita epilepsi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement