REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Padjajaran, Idil Akbar menilai di Hari Ulang Tahun (HUT) PDI Perjuangan yang ke-45 ini, PDI Perjuangan perlu mengambil pelajaran dari berbagai situasi terjadi belakangan ini. Artinya di tahun politik ini PDI Perjuangan perlu membaca kembali situasi dan dinamika politik dalam konteks yang lebih berguna untuk PDI Perjuangan itu sendiri.
"Beberapa hasil survei masih mengatakan PDI Perjuangan masih cukup tinggi elektabilitasnya, lalu pak Jokowi juga cukup tinggi, jadi hal semacam ini seharusnya jadi hal yang cukup penting bagi PDI Perjuangan sehingga bisa lebih konsisten dalam menjalankan berbagai kebijakan-kebijakan lalu kemudian membawa perubahan yang lebih signifikan," jelas Idil saat dihubungi, Rabu (10/1).
Selain itu menurut Idil, jargon perjuangan wong ciliknya jg harus lebih diperjelas dan dimajukan. Tidak hanya itu PDI Perjuangan juga harus mewaspadai adanya isu di tengah masyarakat untuk tidak memilih partai PDIP di 2019 atau ajakan-ajakan untuk tidak memilih orang atau figur yang diusung PDI Perjuangan.
"Ini kan kerugian besar bagi PDI Perjuangan. jadi hal semacam inilah yang harus kemudian oleh PDI Perjuangan betul-betul dilihat lagi secara lebih seksama," ucapnya.