Kamis 11 Jan 2018 13:23 WIB

Pemukim Israel Rusak Tanah Pertanian Palestina

Rep: Marniati/ Red: Teguh Firmansyah
Israel melakukan segala cara untuk mencaplok tanah Palestina, setelah pernah membuldoser sistem irigasi untuk perkebunan Zaitun, kini Israel mempersulit izin petani Palestina untuk menggarap lahan pertanian yang terpisah tembok pembatas di Tepi Barat
Foto: thewe.cc
Israel melakukan segala cara untuk mencaplok tanah Palestina, setelah pernah membuldoser sistem irigasi untuk perkebunan Zaitun, kini Israel mempersulit izin petani Palestina untuk menggarap lahan pertanian yang terpisah tembok pembatas di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS -- Pemukim Israel merusak beberapa lahan pertanian milik keluarga Palestina di Distrik Madjid, Nablus, di Tepi Barat yang diduduki dengan menggunakan buldoser .

Seperti dilansir Anadolu, Kamis (11/1), tentara Israel melakukan intervensi terhadap warga Palestina yang memprotes karena perusakan tanah mereka.

Lima jurnalis Palestina, termasuk seorang wartawan Anadolu , yang mencoba memotret kejadian tersebut juga sempat ditahan oleh tentara Israel. Tentara menyita kartu pers wartawan dan mencegah mereka untuk memotret kejadian tersebut.

Wali Kota Madama Ehab al-Qad mengatakan tentara Israel menyerang penduduk setempat dengan peluru karet dan gas air mata. "Pemukim Yahudi mencoba untuk merebut tanah-tanah ini, merusaknya dengan buldozer. Kami menyerukan kepada semua institusi hukum, media dan pihak berwenang untuk berpihak kepada orang-orang Palestina melawan pemukim Yahudi yang datang ke sini dan merusak tanah, kami," kata al-Qad.

Insiden tersebut terjadi setelah seorang pemukim Israel ditembak mati pada Selasa malam oleh orang-orang bersenjata tak dikenal, di selatan kota Nablus, Tepi Barat.

Ketegangan meningkat di wilayah Palestina sejak 6 Desember. Ini ketika Presiden AS Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan Trump memicu kecaman dan protes dari seluruh dunia.

Sejak saat itu, 12 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka dalam bentrokan dengan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Jalur Gaza.

Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Timur Tengah. Orang-orang Palestina berharap Yerusalem Timur yang diduduki Israel sejak 1967 dapat menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement