Jumat 12 Jan 2018 01:52 WIB

Mendag Minta Ritel Jual Beras Sesuai HET

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti melepas truk yang akan melakukan operasi pasar beras medium ke seluruh Indonesia, Selasa (9/1).
Foto: Republika/Halimatus Sa'diyah
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti melepas truk yang akan melakukan operasi pasar beras medium ke seluruh Indonesia, Selasa (9/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita meminta pengusaha ritel modern untuk bisa menyediakan beras premium sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ikut terdorong naik karena merangkaknya harga beras kualitas medium.

Enggar dalam jumpa pers usai rapat stabilisasi harga dan pasokan beras bersama distributor dan asosiasi pedagangan ritel di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis malam, mengakui tekanan atas meningkatnya harga beras medium telah mendorong kenaikan harga beras premium.

"Kalau ini berjenjang menarik semuanya maka ini bisa jadi kegiatan yang spekulatif. Untuk itu, Aprindo wajib menjual dan menyediakan beras premium sesuai dengan HET," katanya.

Enggar juga menginstruksikan pemasok wajib menjual dan memasok pengusaha ritel tanpa ada kenaikan harga.

"Bagi pengusaha ritel yang mendapatkan pemberitahuan dari 'supplier' (pemasok) bahwa harganya naik, beritahu kami untuk kami telusuri, dan kami akan panggil mereka atas dasar apa terjadi kenaikan. Kami akan periksa mereka," katanya.

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey dalam kesempatan yang sama menyatakan siap menyediakan beras kualitas premium dengan sesuai HET yang telah ditentukan pemerintah sebesar Rp12.800 per kg. Asosiasi yang beranggotakan hampir 35 ribu toko ritel di seluruh Indonesia itu bahkan berniat untuk mengampanyekan harga beras yang telah berangsur stabil.

"Melalui (rapat) malam ini, bisa dipastikan kami sudah siap jual sesuai HET dan sekaligus kampanye dengan bentuk spanduk supaya masyarakat tahu harga saat ini adalah harga yang sudah terkendali dan normal," katanya.

Menurut Roy, stabilisasi harga juga akan segera terjadi setelah keputusan importasi sebelum panen raya pada Februari-Maret mendatang.

Ia menuturkan sejak akhir tahun 2017 memang terjadi gejolak harga beras karena tidak seimbangnya antara pasokan dan permintaan. Pengusaha ritel sendiri, lanjut dia, tidak memiliki pilihan selain ikut menjual sesuai kondisi yang ada di mana harga dari pemasok dan distributor berbeda dari HET yang disepakati.

"Ketika ada kepastian malam ini bahwa dstributor dan 'supplier' harus jual ke anggota kami sesuai HET yang disepakati maka kami juga pastikan bahwa toko ritel moden juga akan menjual sesuai HET tersebut," katanya.

Kendati tidak menyebut besaran harga kenaikan beras premium di tingkat ritel, Roy mengatakan pihaknya telah berupaya menahan sesuai HET. 

Meski demikian, kondisi harga di kawasan timur Indonesia diakuinya memang sulit ditahan karena juga terkendala biaya logistik yang tinggi selain ketersediannya yang berkurang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement