REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menolak masuknya beras impor. Alasannya, para petani di Banten saat ini sedang melakukan panen padi.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M Tauchid di Serang, Jumat (12/1) mengatakan, Banten menolak masuknya beras impor ke Banten karena saat ini di Banten sedang berlangsung panen setiap hari di sejumlah wilayah sentra padi.
"Perkiraan produksi Januari hingga Maret 2018 sebesar 512.388 ton beras melebihi kebutuhan konsumsi penduduk Banten selama Januari - Maret sebesar 324.000 ton beras," kata Agus Tauchid.
Dengan demikian, terdapat kelebihan produksi sebesar 188.388 ton beras pada perkiraan musim panen Januari-Maret 2018. Selain itu, kata dia, stok beras di Bulog Banten tersedia 6.295 ton beras atau cukup untuk ketahanan stok selama 2,6 bulan ke depan.
"Jadi seberanya impor beras tidak diperlukan, dan kita harus menyelamatkan gabah hasil panen petani," kata Agus.
Selain itu juga, kata dia, panen raya padi di Banten akan dimulai minggu pertama Februari 2018 ini. "Mari kita selamatkan petani Banten dengan tidak mengimpor beras," kata Agus.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengumumkan terkait rencana impor beras tahun ini. Beras yang diimpor adalah jenis beras khusus atau beras premium. Adapun, impor dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pasokan beras yang berdampak pada naiknya harga jual beras di tingkat pengecer.