Ahad 14 Jan 2018 03:42 WIB

Saudi dan AS Bahas Isu Yaman dan Suriah

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Israr Itah
Menlu Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson
Foto: EPA-EFE/Chris Kleponis
Menlu Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson

REPUBLIKA.CO.ID, WASGINGTON -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Adel al-Jubeir bertemu dengan Menlu Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson di Washington pada Jumat (12/1). Keduanya membahas tentang peningkatan kerja sama bilateral serta beberapa isu regional. 

“Menlu Tillerson dan Menlu Adel al-Jubeir menggelar diskusi penting mengenai isu-isu di wilayah di mana kami bekerja sama, termasuk situasi di Suriah, Yaman, dan kerja sama kontraterorisme kami,” ungkap jurubicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert, dikutip laman Al Araby, Sabtu(13/1).

Saat ini, pasukan koalisi pimpinan Saudi tengah menggempur milisi Houthi Yaman. Intervensi militer Saudi yang dimulai pada 2015 telah menyebabkan Yaman dilanda krisis kemanusiaan. Krisis di Yaman disebut sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. 

Sebuah laporan pakar PBB baru-baru ini mengungkapkan bahwa pasukan koalisi pimpinan Saudi telah gagal mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi dampak destruktif di Yaman. Setelah hampir tiga tahun konflik, Yaman mengalami kemunduran.

Lembaga hak asasi manusia internasional Amensty International sebelumnya melaporkan bahwa AS memiliki peran tersendiri terhadap kehancuran dan krisis kemanusiaan di Yaman. Sebab menurut Amnesty, senjata yang digunakan Saudi untuk menyerang dan membombardir Yaman merupakan buatan AS. 

Sejak Donald Trump menjabat sebagai Presiden AS pada Januari 2017, AS meningkatkan kerja samanya dengan Saudi dalam bidang militer,salah satunya adalah penjualan senjata. AS memasok kebutuhan senjata Saudi dengan nilai kerja sama mencapai miliaran dolar. Kamran Dikarma

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement