REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Pemerintah Turki mencemaskan rencana AmerikaSerikat (AS) yang hendak memangkas dana bantuan untuk badan PBB yang fokus membantu pengungsi Palestina, UNRWA. Menurutnya, hal tersebut akan kian menyulitkan terciptanya solusi dua negara antara Palestina dan Israel.
"Jelas lebih banyak batasan pada anggaran UNRWA, yang saat ini dalam kemacetan keuangan, akan berdampak negatif terhadap kehidupan lima juta warga Palestina. Hal ini juga akan menghambat upaya menuju solusi politikdua negara dan stabilitas regional," kata Kementerian Luar Negeri Turki dalamsebuah pernyataan merespons rencana AS pada Senin (15/1), seperti dikutip laman Anadolu Agency.
Turki mengklaim, sejak awal berdirinya UNRWA, mereka telah mengambil peran aktif di badan tersebut. Bahkan pada Juli 2017, Turki telah mengambil posisi sebagai wakil ketua Komisi Penasehat UNRWA.
Hal tersebut dilakukan karena Turki menyadari peran penting yang dimainkan UNRWA. "UNRWA telah menyediakan layanan yang sangat berharga bagi rakyat Palestina di bidang pendidikan, kesehatan, layanan sosial, usahakecil menengah, infrastruktur, perumahan, serta perlindungan hak-hak pengungsi," kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Oleh sebab itu, Turki bertekad untuk tetap mempertahankaneksistensi UNRWA. Turki akan terus berkontribusi dalam upaya internasional untuk meningkatkan dukungan finansial kepada UNRWA dan juga akan meningkatkandukungannya sendiri, ucap Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya.
Baca juga, Setelah Yerusalem, Trump Ancam Bantuan Palestina.
Presiden AS Donald Trump telah mengancam akan memotong dana bantuan untuk UNRWA. Hal ini dilakukan karena Palestina menolak tawaran Trump untuk kembali ke perundingan damai dengan Israel yang dimediasi AS.