Kamis 18 Jan 2018 19:36 WIB

Polri Upayakan Bantuan Medis ke Distrik-Distrik di Asmat

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Kepolisian menyusuri korban-korban penyakit Campak di Kabupaten Asmat, Papua.
Foto: dok. Divhumas Polri
Kepolisian menyusuri korban-korban penyakit Campak di Kabupaten Asmat, Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Negara Republik Indonesia terus berupaya menyalurkan bantuan untuk warga suku Asmat di Kabupaten Asmat, Papua yang tengah mengalami gizi buruk dan wabah campak. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal mengatakan, saat ini Satgas Terpadu yang dibentuk oleh Polda Papua bersama elemen lain dari TNI dan Pemerintah telah menyusuri distrik-distrik di wilayah tersebut.

"Kami terus berupaya menyalurkan suplai bantuan logistik dan medis yang ada dari distrik ke distrik, memang kontur geografis di sana, berdasarkan laporan tim di lapangan berupa sungai dan rawa, tapi tetap terus berjalan," ucap Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta, Kamis (18/1).

Dalam hal ini, Polri bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, TNI dan Pemerintah setempat menyalurkan tenaga medis. Pasalnya, tenaga medis di wilayah tersebut masih belum memadai. Dalam satgas terpadu, kata Iqbal, tim medis bahkan mendatangi rumah-rumah dan fasilitas kesehatan untuk meninjau warga.

"Tenaga medis Polri, bergabung dengan TNI dan dinas kesehatan, semua berniat membantu wabah campak yang memang kejadian luar biasa ini, fasilitas kesehatan kurang dan kita berusaha nanti di situ," kata Iqbal.

Di samping itu, lanjut Iqbal, tenaga medis yang turut dalam penyusuran pun bukan hanya berfokus pada penyembuhan. Tetapi, tenaga medis juga berupaya memastikan kesehatan terjaga sehingga korban tidak bertambah. "Juga imbauan-imbauan, dilakukan oleh Kapolda Papua dan jajaran serta teman-teman TNI dan pemerintah," kata Iqbal.

Satgas Terpadu sendiri telah dibentuk sejak Senin (15/1) lalu dan mulai terjun ke Kabupaten Asmat pada Selasa (16/1) kemarin. Satgas tersebut mendistribusikan bantuan logistik dari beberapa BUMN yang menyalurkan bantuannya.

Dikabarkan lebih dari 60 anak sejak bulan September 2017 hingga saat ini dikabarkan meninggal dunia akibat terkena gizi buruk dan campak. "Tentunya harapan kita semua, wabah tersebut tidak berlanjut dan masyarakat di di sana dapat sehat dan hidup layak," kata Iqbal menutup.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement