Jumat 19 Jan 2018 07:53 WIB

Pedagang Daging Ayam Tetap Mogok Berjualan di Bandung

Di sejumlah pasar telihat lapak dan kios pedagang daging ayam tutup.

Rep: Djoko Suceno/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolresta Cimahi AKBP Rusdy Pramana SiK melakukan sidak ke sejumlah pedagang ayam npotong di pasar tradisional.
Foto: dok. Polresta Ciamhi
Kapolresta Cimahi AKBP Rusdy Pramana SiK melakukan sidak ke sejumlah pedagang ayam npotong di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para pedagang daging ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandung memenuhi janjinya untuk tidak berjualan selama tiga hari mulai Jumat (19/1). Sikap tersebut sebagai respons atas melambungnya harga daging ayam hingga mencapai Rp 40 ribu per kilogramnya.

Kenaikan harga tersebut sudah berlangsung selama satu bulan ini. "Mulai dari bandar nggak akan jualan. Otomatis kita pengecer juga ikut mogok karena nggak ada pasokan daging," kata Entis (30 tahun) pedagang daging ayam di Pasar Cicaheum, Kota Bandung kepada Republika.co.id.

Dari pantauan di Pasar Cicahem, Cicadas, dan Ujungberung, telihat lapak dan kios pedagang daging ayam tutup. Sejumlah kios milik pedagang daging ayam di Pasar Cicaheum tak ada satu pun yang buka. Demikian juga lapak-lapak yang biasanya menjual daging ayam juga tak terlihat. "Demo pak," kata seorang pedagang sayuran yang bersebelahan dengan pedagang daging ayam di Pasar Cicaheum .

Kondisi serupa juga terjadi di Pasar Cicadas dan Ujungberung. Lapak dan kios pedagang daging ayam di kedua pasar itu pun tutup. Seperti diberitakan pedagang daging ayam potong di Kota Bandung berencana mogok jualan mulai Jumat (19/1). Mereka tak akan berdagang selama tiga hari menyusul terus melonjaknya harga ayam potong hingga menembus Rp 40 ribu per kilo gramnya. "Mulai besok mogok jualan tiga hari. Itu hasil kesepakatan para bandar ayam dalam rapat kemarin," kata Entis (30) seorang pedagang ayam potong di Pasar Cicaheum.