Jumat 19 Jan 2018 18:15 WIB

Produksi Peternak Bermasalah, Harga Daging Ayam Melonjak

Masa produksi peternakan lebih panjang karena masalah pakan.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nur Aini
Ilustrasi kandang ayam.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi kandang ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Permasalahan produksi di peternakan ayam Kabupaten Bogor menjadi penyebab naiknya harga daging ayam di pasaran. Masa produksi di peternakan yang seharusnya hanya 30 hari untuk mencapai bobot layak jual sekitar 1,5 kilogram, kini mengalami keterlambatan sampai 40 hari.

Ketua Bidang Produksi Gabungan Organisasi Peternakan Ayam Nasional (GOPAN), Kadma Wijaya, menjelaskan, keterlambatan itu disebabkan oleh persentase pakan yang berubah. "Dulu, 70 persennya jagung, sekarang diganti sama gandum, " ucapnya ketika dihubungi Republika.co.id, Jumat (19/1).

Pengubahan pakan ayam ini diberlakukan ke peternak usai pemerintah menginstruksikan pelarangan penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan (growth promoter) pada hewan ternak mulai 1 Januari 2018. Kadma menjelaskan, sebagai gantinya, gandum pun mulai diberlakukan.

Setelah diaplikasikan, Kadma mengatakan, bobot ayam hanya mencapai satu kilogram dalam kurun waktu 30 hari. "Selain masa panen mundur jadi 40 hari, ini merugikan karena menambah biaya produksi," ucapnya.

Tidak hanya faktor pakan, Kadma melihat penurunan hasil produksi juga dipengaruhi penyakit yang disebabkan oleh perubahan cuaca. Dampaknya, jumlah ayam yang mati meningkat, dari lima persen menjadi tujuh persen dari total keseluruhan.

Kadma memperkirakan, jumlah ayam yang disuplai dari Kabupaten Bogor biasanya mencapai sekira delapan juta ekor tiap harinya. Setengah di antaranya untuk memenuhi permintaan wilayah Jakarta. "Sisanya, dibagi dua ke Kota dan Kabupaten Bogor," ujarnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bogor, Jona Sijabat, mengatakan, dampak dari penurunan produksi itu sudah dirasakan langsung di masyarakat Kabupaten Bogor. Suplai yang tidak bisa memenuhi permintaan pasar membuat harga di pasaran naik.

Menurut pemantauan Jona, harga daging ayam di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Bogor saat ini mencapai Rp 38 ribu per kilogram. Harga tersebut naik dari Rp 34 ribu per kilogram pada Rabu (3/1) dan Rp 35 ribu per kilogram pada Senin (8/1).

Sejauh ini, Jona menjelaskan, belum bisa dilakukan operasi pasar karena masih harus menunggu dari Dinas Peternakan. "Sementara, belum ada koordinasi tindak lanjut dari dinas terkait. Padahal, dibutuhkan kerja sama lintas sektor," ujarnya.

Tidak hanya di kabupaten, harga daging ayam di Kota Bogor juga mengalami peningkatan, yakni mencapai Rp 36 ribu per kilogram dari harga normal sebesar Rp 28 ribu per kilogram.

Kepala Bidang Sarana dan Komoditi Disperindag Kota Bogor, Tedy Sutiadi, memprediksi penyebab kenaikan harga ini adalah harga ayam hidup yang dibeli para pedagang meningkat dari biasanya. "Jadi dari peternak pun sudah tinggi harganya," ucap Tedy saat ditemui Republika.co.id di kantornya, Senin (15/1).

Dari pengakuan pedagang, Tedy menambahkan, harga ayam hidup yang biasanya Rp 17 ribu per kilogram kini menjadi Rp 30 ribu per kilogram dari peternak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement