REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia Sitti Hikmawatty mengatakan lembaganya akan mendampingi masyarakat Suku Asmat di Papua untuk turut menangani Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak."Pada tahap ketiga kami akan mendampingi masyarakat Suku Asmat dalam upaya pemberian makanan tambahan (PMT), termasuk sosialisasinya," kata Sitti yang merupakan komisioner bidang kesehatan KPAI saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.
Dia mengatakan KPAI hadir pada tahap ketiga penanganan KLB Campak itu lewat koordinasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah dan nonpemerintah. Pihak lain, akan turun pada dua tahap awal dalam penanganan KLB Campak dengan upaya-upaya darurat.
Pada setiap tahapan berdurasi 10 hari penanganan.Sementara KPAI akan melakukan pendampingan membudayakan hidup sehat dan PMT yang seimbang sehingga memiliki efek jangka panjang bagi Suku Asmat, yaitu dapat memiliki budaya hidup sehat.
"Jangan sampai PMT itu dianggap masyarakat Asmat sebagai hal biasa. Tidak bisa kita memberikan misalnya suatu biskuit bernutrisi cukup dalam program PMT kemudian diganti mereka dengan biskuit pasaran yang kandungan gizinya tidak diketahui atau tidak seimbang," kata dia.
Menurut dia, hadirnya KPAI di tahap ketiga penanganan KLB itu sesuai tugas pokok dan fungsi KPAI yaitu sebagai lembaga negara yang menjadi mitra lembaga pemerintah dan nonpemerintah lainnya sesuai porsinya."Kami tentu membutuhkan kerja sama dengan banyak pihak, misalnya lembaga kemanusiaan dan pemerintah, ormas dan lainnya untuk KLB Asmat ini," kata dia.
Sitti mengatakan pihaknya akan turut menggandeng kader masyarakat Asmat sehingga edukasi kesehatan yang promotif dan preventif nantinya dapat membudaya di tengah masyarakat yaitu dari dan untuk mereka sendiri