REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Tim penyelamat gabungan mengevakuasi 14 warga yang menjadi korban banjir di Desa Datahu, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Ahad (21/1) dini hari. Tim dari Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gorontalo, Taruna Siaga Bencana (Tagana), TNI, Polri mengevakuasi warga lanjut usia, orang sakit, anak-anak, dan balita.
Saktianto, petugas Basarnas Provinsi Gorontalo mengatakan, bahwa sebanyak 14 warga dievakuasi dengan menggunakan perahu karet ke masjid terdekat. "Untuk malam ini kami menyediakan dua unit perahu karet untuk mengevakuasi warga dan sementara dilakukan di masjid," ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah melakukan pemeriksaan lokasi, daerah yang terisolasi tidak terlalu luas. Namun, pihaknya terus bersiaga jika warga lainnya siap untuk dievakuasi.
"Ada juga warga yang saat ini belum mau dievakuasi, dan jika belum terlalu darurat kita pantau saja, namun jika sudah darurat maka harus kita lakukan evakuasi," tegasnya.
Sementara itu, Nonce Suleman, seorang korban banjir mengatakan bahwa rumahnya terendam air hingga pinggang orang dewasa dan memilih untuk mengungsi ke pelataran toko yang kering. "Barang-barang seperti kulkas, meja dan beberapa barang lainnya masih sempat kita amankan, dan jika air belum surut hingga pagi hari, saya dan keluarga masih akan tetap bertahan di depan toko ini," pungkasnya.
Sebelumnya, banjir merendam Desa Datahu dan Desa Isimu Raya di Kecamatan Tibawa, Kabupaten Gorontalo karena meluapnya Sungai Molalahu dan Alo pada Sabtu (21/1) malam. Di Desa Datahu sebanyak 458 rumah terendam yang berdampak pada 3.214 jiwa sedangkan Desa Isimu Raya 250 rumah atau 1.350 jiwa, dengan tinggi air bervariasi hingga mencapai satu meter.