Senin 22 Jan 2018 09:01 WIB

Sosiolog: LGBT Musuh Bersama

Dengan dasar agama dan ideologis, parpol tidak boleh legalkan LGBT

Rep: Novita Intan/ Red: Bilal Ramadhan
Tolak hubungan seks sesama jenis (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Tolak hubungan seks sesama jenis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lesbian, gay, biseksual, dan transgender atau transeksual (LGBT) sejatinya adalah musuh seluruh bangsa Indonesia termasuk partai-partai politik. Pengamat Sosilogi, Musni Umar mengatakan alasan teologis, disebutkan dalam kitab suci Alqur'an bahwa kaum Nabi Luth dimusnahkan karena melakukan hubungan seksual sesama jenis seperti yang dilakukan LGBT.

Selain itu, alasan ideologis. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai pasal 29 ayat (1) berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Pilar Ketuhanan Yang Maha Esa adalah agama.

Musni mengatakan bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam mengharamkan berkawinan sejenis. Begitu juga agama-agama lain di Indonesia. "Atas dasar itu, maka partai-partai politik tidak boleh melegalkan LGBT karena bertentangan dengan ajaran Agama yang merupakan pilar sila pertama dari Pancasila," ujarnya kepada Republika.co.id, Jakarta, Senin (22/1).

Selain itu, alasan sosiologis. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religous (beragama). Wujud dari keberagamaan bangsa Indonesia, mereka amalkan amar ma'ruf nahi mungkar (memerintahkan perbuatan yang baik dan melarang perbuatan yang buruk).

"LGBT merupakan perbuatan yang tidak baik. Jika benar ada lima partai politik di DPR yang mendukung LGBT, maka rakyat bisa menghukum mereka dengan tidak memilih para calon anggota parlemen di semua tingkatan dari partai-partai politik yang mendukung LGBT," ungkapnya.

Menurutnya, pada 2019 akan dilaksanakan pemilu, rakyat bisa menghukum partai politik dengan tidak memilih calon mereka dalam pemilu, yang bisa mulai dilakukan dengan tidak memilih calon partai politik dalam pilkada 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement