Rabu 24 Jan 2018 12:30 WIB

Daoed Joesoef, Mendikbud yang Larang Politik di Kampus

Dia terkenal karena kebijakannya memperkenalkan NKK/BKK dan menghapuskan Dema.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Andi Nur Aminah
Mantan Menteri Pendidikan di era Presdien Soeharto, Daoed Joesoef
Foto: Antara
Mantan Menteri Pendidikan di era Presdien Soeharto, Daoed Joesoef

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daoed Josoef, almarhum Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa orde baru, terkenal karena kebijakannya memperkenalkan NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan). Dikutip dari berbagai sumber, kebijakan ini dimaksudkan untuk membersihkan kampus dari kegiatan-kegiatan berpolitik.

Dalam masa itu, Daoed yang berada dalam Kabinet Pembangunan III, menghapuskan Dewan Mahasiswa di universitas-universitas di seluruh Indonesia. Hal itu praktis melumpuhkan kegiatan politik mahasiswa dengan kebijakan tersebut.

Menurut Daoed, kegiatan politik hanya boleh dilakukan di luar kampus. Sementara tugas utama mahasiswa adalah belajar. Selain itu, ia juga terkenal karena mengeluarkan keputusan yang melarang liburan pada masa bulan puasa. Menteri era Soeharto ini juga dikenal akan kegemarannya melukis.

Daoed Joesoef merupakan Mendikbud ke-17 yang menjabat dari 29 Maret 1978 hingga 19 Maret 1983. Daoed memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1959). Setelah itu ia meneruskan studinya ke Sorbonne, Perancis dan meraih dua gelar doktor, yakni Ilmu Keuangan Internasional dan Hubungan Internasional (1967) serta Ilmu Ekonomi (1973).

Daoed Joesoef adalah salah seorang tokoh yang ikut mendirikan CSIS (Centre for Strategic and International Studies), sebuah tangki pemikir yang banyak dimanfaatkan sumbangannya oleh pemerintahan Orde Baru. Ia meninggal dunia Rabu (24/1) dini hari pada usia 91 tahun di RS Medistra Kuningan.

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah meninggal dunia suami, bapak, bapak mertua, eyang, eyang mertua, eyang yut kami tercinta Daoed Joesoef pada dini hari Rabu 24 Januari 2018 di Jakarta. Kami mohon dibukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya apabila ada kesalahan atau kekurangan dari beliau semasa hidupnya," kata pesan singkat dari Bambang Pharmasetiawan, menantu Daoed Joesoef.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement