REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, turut berbelasungkawa atas wafatnya Daoed Joesoef pada Selasa (23/1) malam. Meski tidak terlalu dekat, Muhadjir mengakui, mendiang Joesoef dikenal sebagai sosok yang sederhana dan telah memberi andil besar terhadap arah perjalanan pendidikan Indonesia.
Muhadjir mengatakan, ketika mendiang Joesoef masih menjabat sebagai Mendikbud, dia sangat aktif memberi pengarahan pada redaksi pers mahasiswa. Kebetulan, lanjut dia, ketika itu Muhadjir menjadi salahsatu aktivis pers mahasiswa pada koran Warta Mahasiswa terbitan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas).
Baca juga: Din Syamsuddin: Saya Merasa Kehilangan Sosok Daoed Joesoef
"Pandangannya luas, visinya kuat, pikiran-pikirannya mendasar. Hidup dengan kesederhanaan. Beliau tidak enggan ikut makan nasi bungkus bersama-sama sebelum rapat redaksi dimulai," kenang Muhadjir ketika dihubungi, Rabu (24/1).
Muhadjir menyatakan, dedikasi dan kekonsistenan mendiang Joesoef untuk memajukan pendidikan Indonesia terus dilakukan hingga usianya menua. Karena itu, tidak mudah baginya untuk bisa mencontoh mendiang Joesoef.
"Sejak diangkat menjadi Mendikbud saya belum bisa bersilaturahmi karena kesehatan beliau. Namun beliau sering menyampaikan saran -saran melalui orang dekat beliau," kata Muhadjir.
Sebelumnya diberitakan, kabar duka datang dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada era orde baru (1978-1983) Dr. Daoed Joesoef. Beliau meninggal menginjak usia 91 tahun, pada Selasa (23/1) malam sekitar pukul 23.55 WIB.
Sebelumnya, Joesoef di rawat di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan. "Benar pak Daoed pada malam tadi (wafat)," kata salahsatu staff RS Medistra ketika dihubungi Republika, Rabu (24/1).