REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahli Geologi Rovicky Dwi Putrohari mengkaji, dua gempa beberapa hari ini sebagai akibat dari bergeraknya batas antara 'mikroplate' yang disebut Cimandiri Fault. Pergerakannya berupa patahan geser atau sesar geser.
"Patahan ini sebenarnya mirip seperti Patahan Opak yang menggetarkan Yogyakarta tahun 2006 lalu," kata Rovicky ketika dihubungi Republika.co.id Rabu (24/1).
Baca juga, Gempa Lebak 6,4 SR, Getarannya Sampai Jakarta.
Dia menduga, Cimandiri Fault akan menerus ke daerah selatan di bawah laut. Dan pusat gempa yang berpusat di kawasan Banten tersebut, memang berada di bawah laut.
Meski begitu, lanjut Rovicky, yang perlu diwaspadai adalah adanya Seismic Gap di sebelah Selatan Selat Sunda yang sudah cukup lama berpotensi tsunami. "Kalau yang terdeteksi potensi gempa di daerah 'seismic gap' ini, iya berpotensi tsunami," jelas dia.