REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat sebanyak 6,570 unit rumah rusak pascabencana gempa bumi sepekan lalu. Gempa berpusat di Lebak, Banten dengan kekuatan 6,1 Skala Ritcher.
"Jumlah rumah yang rusak dimungkinkan terus bertambah karena baru 33 dari 47 kecamatan yang melaporkan kerusakan rumah akibat gempa yang terjadi pada Selasa (23/1)," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Selasa (30/1).
Rinciannya sebanyak 904 unit rumah rusak berat, 1.999 unit rusak sedang dan 3.667 unit rusak ringan. Data tersebut masih sementara dan pihaknya masih terus melakukan verifikasi.
Untuk kecamatan yang paling parah terdampak bencana tersebut yakni Kecamatan Pabuaran dengan jumlah rumah yang rusak beat sebanyak 355 unit, rusak sedang 594 unit dan rusak ringan 1.027.
Kemudian, Kecamatan Kabandungan dengan 153 unit rumah rusak berat, 468 unit rusak sedang dan 342 unit rusak ringan. Selanjutnya untuk Kecamatan Simpenan sebanyak 101 rumah rusak berat, 88 unit rusak sedang dan 222 unit rusak ringan. Terakhir Kecamatan Cikakak sebanyak 27 unit rumah rusak berat, 121 rusak sedang dan 256 rusak ringan.
"Untuk sementara kerugian akibat bencana gempa bumi mencapai Rp5,97 miliar, itu pun laporan kerugian baru dari 11 kecamatan," tambahnya.
Eka mengatakan selama penetapan status tanggap darurat bencana gempa bumi hingga 5 Februari, pihaknya terus melakukan penyisiran dan penyaluran bantuan darurat seperti family kit, obat-obatan, makanan siap saji, perlengkapan tidur, makan serta mandi dan lain-lain.
BPBD yang dibantu Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi sudah mendirikan tenda pengungsian di tiga kecamatan yakni Cikakak, Pabuaran dan Kabandungan.